Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Hanif Dhakiri, menyatakan segera memanggil perusahaan raksasa minyak asal Amerika Serikat itu untuk meminta penjelasan terkait pemangkasan tersebut.
"Soal Chevron, itu nanti Chevron-nya dipanggil, nanti kita koordinasikan juga dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas seperti apa," kata Hanif saat meninggalkan Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (2/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sebenarnya berharap jangan ada PHK dulu, kita diskusikan dulu, solusi apa yang bisa diambil. Jangan sampai pekerja yang jadi korban," tuturnya.
Sampai saat ini Hanif belum mendapat laporan resmi soal PHK tersebut, danย masih mengumpulkan informasi.
"Kita sedang periksa, jadi sedang diverifikasi, sedang dikonsolidasikan data-datanya yang benar seperti apa melalui pemanggilan yang bersangkutan, juga koordinasi dengan kementerian terkait," ujar Hanif.
Menurutnya, penyebab utama PHK di sektor migas adalah penurunan harga minyak bumi yang terlalu tajam, bukan karena buruknya iklim investasi di Indonesia.
"Kebijakan ekonomi kita, paket-paket kebijakan ekonomi kita sudah memberikan banyak insentif. Tapi ini lain, kaitannya dengan penurunan harga minyak dunia," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan telah menerima laporan rencana Chevron memangkas 1.200 pegawai. Keputusan itu terpaksa dilakukan akibat harga minyak yang anjlok hingga US$ 30 per barel. (hns/hns)











































