Kesepakatan Menteri Perminyakan 4 negara produsen minyak raksasa dunia, yaitu Arab Saudi, Rusia, Qatar, dan Venezuela, dinilai kurang kuat. Keempat menteri ini berencana menahan produksi di tingkat yang sama seperti Januari 2016. Sementara pelaku pasar mengharapkan adanya pemangkasan produksi sehingga harga bisa naik lagi.
Minyak sempat naik 6% kemarin menyambut pertemuan 4 menteri ini, namun setelahnya harga minyak kembali turun. Apalagi ini merupakan pertama kalinya, negara OPEC dan non OPEC diwakili Rusia, membuat kesepakatan dalam 15 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Reuters, Rabu (17/2/29016), semalam harga minyak Brent turun US$ 1,21/barel ke US$ 32,18/barel. Setelah sebelumnya sempat naik hingga US$ 35,55/barel. Sementara harga minyak produksi AS turun 40 sen ke US$ 29,04/barel, setelah sebelumnya sempat naik ke US$ 31,53/barel.
Harga minyak telah jatuh 70% dalam 20 bulan terakhir, karena produksi dunia yang melimpah.
Untuk pagi ini di pasar Asia, harga kontrak berjangka minyak produksi AS naik tupis 24 sen ke US$ 29,28/barel.
Ben Le Brun, seorang analis pasar minyak mengatakan, kenaikan harga minyak kemarin karena rumor dari pertemuan 4 menteri negara produsen minyak. Namun setelah hasilnya tidak memuaskan, aksi jual kembali terjadi.
"Beli karena rumor, jual karena fakta yang ada. Pelaku pasar mengaharapkan adanya pemangkasan produksi minyak," kata Le Brun. (wdl/wdl)











































