Bisnis Minyak di Inggris Terancam Kolaps

Bisnis Minyak di Inggris Terancam Kolaps

Wahyu Daniel - detikFinance
Kamis, 25 Feb 2016 07:13 WIB
Bisnis Minyak di Inggris Terancam Kolaps
Foto: CNBC
Jakarta - Masa depan industri perminyakan di Inggris terancam hancur, karena kerugian besar yang dialami oleh perusahaan migas, dan juga anjloknya investasi di sektor ini.

Laporan dari Oil & Gas UK memprediksi, 43% lapangan minyak milik Inggris di wilayah North Sea akan merugi tahun ini, bila harga minyak masih terus berada di kisaran US$ 30/barel.

Sementara asosiasi trader minyak mengekspektasi investasi untuk proyek baru di sektor perminyakan akan turun di bawah 1 miliar poundsterling (US$ 1,4 miliar) di 2016. Sementara biasanya, investasi untuk proyek baru mencapai 8 miliar poundsterling (US$ 11,3 miliar).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami adalah industri yang berada di ujung jurang," kata CEO Oil & Gas UK, Deirdre Michie, dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNN, Kamis (25/2/2016).

Saat ini harga minyak mentah berada di kisaran US$ 33/barel, turun sekitar 70% sejak musim panas 2014 lalu.

Industri migas saat ini sedang dihadapkan masalah melimpahnya pasokan minyak Sementara permintaan minyak turun, dan Arab Saudi sebagai pemimpin negara OPEC tidak mau memangkas produksinya.

Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk menahan produksi minyaknya.

Data dari Rystad Energy, perusahaan peneliti energi, biaya produksi rata-rata tiap barel minyak di Inggris adalah US$ 52. Sementara di Arab Saudi dan Rusia, biaya produksi rata-ratanya adalah US$ 9,9 sampai US$ 17,2.

Michie meminta pemeirntah Inggris memangkas pajak untuk industri migas sehingga tidak terjadi pemangkasan pekerja. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads