Alat ini berwujud sebuah tabung pompa sekaligus penyalur BBM ke tangki sepeda motor. Pada tampilan luar tabung terdapat list harga. Tak lupa di bagian atas juga terdapat tulisan 'No Smoking' selayaknya di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) resmi yang dioperasikan oleh PT Pertamina (Persero).
Sebelum dioperasionalkan, tabung harus diisi penuh. Kapasitas maksimal tabung tersebut sebanyak lima liter. List harga paling atas Rp 0 sampai paling bawah Rp 35.000 untuk premium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Penjual BBM di SPBU Pertamini (Yakub Mulyono/Detik) |
Juhri yang merupakan warga Desa/Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember ini membuka lapak penjualan bensin eceran di Jalan Raya Jember-Bondowoso di desa setempat.
"Kami membeli alat ini dari pengrajin di Kecamatan Tanggul. Untuk tabungnya saja didapat dari Surabaya. Harganya dua bulan lalu sekitar Rp 7,5 juta per paket," katanya.
Dengan desain alat modifikasi tersebut, lanjut Juhri, banyak pengendara lebih memilih membeli bensin ecerannya. Pasalnya, pembeli dibebaskan untuk membeli bensin berdasarkan harga yang diinginkan.
"Minimal bisa membeli bensin seharga Rp 2.000. Rata rata pelajar yang membeli Rp 5.000. Tentu saja dapatnya kurang dari satu liter, tapi sesuai dengan uang saku mereka," jelasnya.
![]() Transaksi BBM di SPBU Pertamini (Yakub Mulyono/Detik) |
Setiap harinya, Juhri mengaku sanggup menjual sekitar 200 liter BBM jenis premium. Omzet penjualan yang didapatnya sekitar Rp 1,4 juta per hari.
"Di Kecamatan Jelbuk belum ada SPBU. Warga yang mau membeli BBM harus pergi ke SPBU di Kecamatan Arjasa (Jember) atau SPBU Kecamatan Maesan di Bondowoso. Jadi, warga di sini diuntungkan dengan banyaknya pedagang eceran," tuturnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, penjualan alat modifikasi BBM eceran ini hanya ada di tiga tempat di Kabupaten Jember, yakni Desa/Kecamatan Jelbuk, Desa Kemuninglor Arjasa dan di Kecamatan Sukowono. (feb/feb)