Demikian disampaikan Menteri Keuangan Mesir Amr al-Garhy saat jumpa pers hari Sabtu waktu setempat, seperti dikutip detikFinance dari Reuters, Minggu (10/4/2016).
Dalam konferensinya, Amr al-Garhy menyebutkan, negara akan menurunkan jumlah subsidi sebesar 35 juta miliar pound Mesir (US$ 3,94 miliar) atau sekitar Rp 51,220 triliun (kurs Rp 13.000) dari 61 miliar pound Mesir di tahun 2015-2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Wakil Menteri Keuangan untuk Kebijakan Fiskal mengatakan, penurunan harga minyak internasional akan membuat sebagian dari belanja subsidi berkurang di tahun fiskal berikutnya.
"Sebagian besar penghematan dari pemangkasan subsidi BBM akan digunakan untuk mengkompensasi saat harga minyak dunia rendah, " kata Wakil Menteri Keuangan, Ahmed Kojak, kepada Reuters.
"Ada juga penghematan sekitar 8-10 miliar pound Mesir," tambahnya.
Mesir sedang berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi sejak pemberontakan rakyat tahun 2011, yang mengguncang kepercayaan investor yang membuat wisatawan dan investor asing menjauh. Cadangan devisa Mesir mencapai US$ 16,56 miliar pada bulan Maret, turun dari US $ 36 miliar pada 2011.
Pemerintah telah mencoba untuk memotong subsidi,yang memakan sebagian besar dari anggaran.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada 31 Maret lalu telah menyetujui rancangan anggaran negara yang mampu mengurangi defisit di tahun 2016-2017 hingga 9,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang saat ini mencapai 11,5%. (drk/drk)











































