Pertamina sangat mendukung rencana ini, karena butuh modal besar untuk investasi di Blok Mahakam mulai 2018 nanti. Pertamina juga mengincar beberapa blok lain, yaitu Blok East Kalimantan, Sanga-sanga, Tuban, dan Ogan Komering.
Saat ini, Pertamina membutuhkan US$ 3-3,5 miliar per tahun untuk investasi di hulu migas. Mulai 2018 mendatang, untuk investasi di Blok Mahakam saja Pertamina butuh US$ 2,5 miliar atau Rp 32,5 triliun per tahun, belum lagi untuk blok-blok tambahan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila PGN menjadi masuk di bawah holding Pertamina, tentu nilai aset Pertamina langsung melonjak dalam waktu singkat. Kemampuan Pertamina untuk menarik utang akan lebih besar.
"Tentu dengan adanya holding, nanti akan ada tambahan nilai aset. Dengan nilai aset yang besar, kita bisa memperoleh fleksibilitas pendanaan yang lebih besar. Jumlahnya lebih memadai, bisa untuk masuk ke blok-blok yang terminasi (habis kontraknya)," kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda A Pusponegoro, dalam diskusi di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Berdasarkan laporan keuangan 2015, laba bersih PGN US$ 418 juta, total nilai asetnya US$ 6,5 miliar. Sedangkan laba Pertamina pada 2015 US$ 1,4 miliar, total nilai aset US$ 45,5 miliar.
Wianda mengungkapkan, kinerja keuangan Pertamina akan terlihat makin bagus dengan adanya holding BUMN Energi. "Dari kinerja finansial Pertamina, kita makin solid," tutupnya. (wdl/wdl)











































