Kalau solar hanya disubsidi Rp 350/liter, Pertamina bakal 'nombok' jika pemerintah tak menaikkan harga solar yang saat ini Rp 5.150/liter. Agar Pertamina tidak menanggung selisih antara harga keekonomian dengan harga jual yang ditetapkan pemerintah, paling tidak solar perlu disubsidi Rp 500/liter.
"Rp 350/liter itu terlalu rawan. Harga crude sekarang saja sudah US$ 48-50/barel, amannya paling tidak Rp 500/liter," kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hitungannya pakai kondisi sekarang 3 bulan terakhir, mestinya sudah Rp 5.250/liter meskipun subsidi Rp 1.000/liter," ujarnya.
Dia menambahkan, harga minyak mentah masih fluktuatif, sulit diprediksi ke depan. Sulit untuk dapat memastikan bahwa harga BBM bersubsidi tidak akan naik meski subsidi dipangkas.
"Masalahnya kan kita nggak tahu ke depannya harga crude itu berapa. Bagi Pertamina nggak masalah kalau harga minyak naik bagaimana (jaminan dari pemerintah), kalau turun bagaimana," tutupnya (hns/hns)