Menteri ESDM: Inpex Mulai Kembali Garap Proyek Masela

Menteri ESDM: Inpex Mulai Kembali Garap Proyek Masela

Yulida Medistiara - detikFinance
Minggu, 14 Agu 2016 16:19 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pemerintah telah memutuskan Pembangunan kilang LNG Masela dibangun di darat (onshore). Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebut, harga pembangunan LNG Masela yang dibangun di darat bisa diturunkan.

Saat ini, Inpex Corporation, perusahaan migas asal Jepang yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Blok Masela, telah memulai kembali proyek Masela.

"Yang pertama saya diberi amanah oleh bapak Presiden untuk bekerja di bidang sektor ESDM. Banyak hal yang harus diselesaikan dalam waktu cepat untuk yang pertama meeting. Saya memimpin sendiri meeting dengan teman-teman, meeting dengan Inpex untuk Masela. Masela adalah isu besar. Dalam meeting selain ngomong teknikal, kita juga ngomong soal komersial," ujar Arcandra di kantornya, Jl Medan Merdeka Selatan, Minggu (14/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian beberapa data komersial cost di Masela yang dulunya di onshore tinggi, Alhamdulillah kita bisa turunin, sekarang kita elaborate. Mulai minggu kemarin, Inpex sudah memulai kembali proyek untuk Masela, Alhamdulillah," imbuhnya.

Namun, mengenai turunnya biaya tersebut, Arcandra tidak merinci berapa jumlahnya. Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, saat ini belum ada angka perhitungan yang benar-benar akurat, untuk biaya pembangunan kilang LNG Masela, baik di darat (onshore) maupun lepas pantai (offshore).

Angka perkiraan yang diumumkan SKK Migas sendiri, yaitu US$ 14,8 miliar untuk kilang offshore dan US$ 19,3 miliar bila onshore adalah angka perkiraan 'kelas 4', yang perubahannya bisa sampai 50%. Belum bisa dibuat perhitungan yang akurat karena tahapan pembangunan masih baru rancangan awal.

"Angka US$ 14,8 miliar dan US$ 19,3 miliar itu angka EDM kelas 4. Dalam engineering, kan kita bikin rancangan dulu baru dibuat agak detil. Itu diawali dengan angka kelas 4, artinya diskrepansinya (ketidaksesuaiannya) bisa 50%," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, usai rapat di Gedung DPD, Jakarta, Senin (7/3/2016).

Lagipula, angka-angka tersebut merupakan perhitungan dari tahun 2013. Tentu akan menjadi lebih besar lagi jika dihitung sekarang.

"Angka itu adalah angka 2013, hitungan tahun 2016 pasti berubah lagi. Cost itu makin mundur makin naik, semakin ditunda akan semakin naik," tukas dia.

Perhitungan biaya yang lebih akurat baru bisa dibuat, jika Plan of Development (PoD) baru yang diajukan oleh kontraktor Blok Masela, Inpex, disetujui pemerintah, lalu dibuat Front End Engineering Design (FEED). Tetapi perkiraan yang dibuat selanjutnya pun belum benar-benar tepat, masih perkiraan 'kelas 2' yang bisa menyimpang 20-30%. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads