Direktur PT Poso Energy, Alimuddin Sewang, mengatakan kapasitas terpasang di pembangkit listrik milik perusahaannya tak bisa dimanfaatkan maksimal, lantaran ketiadaan jaringan transmisi untuk menyalurkan listrik ke daerah yang masih defisit listrik, seperti Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).
"Berdasarkan kontrak kita dengan PLN sesuai PPA (Power Purchase Agreement), ke PLN hanya bisa memasok sebesar 845,2 Giga Watt (GW) setahun. Sebenarnya kapasitas produksi listrik terpasang setahun bisa 1.200 GW," kata Alimuddin, ditemui di PLTA Poso II, Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (16/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan daya 195 MW dari 3 turbin atau 3 x 65 MW, PLTA Poso II bernilai Rp 4 triliun milik Grup Kalla ini memasok listrik 60 MW di Sulawesi Tengah yang memiliki beban puncak 135 MW. Kemudian ke jaringan transmisi Sulawesi Selatan sebanyak 80-100 MW sesuai kebutuhan PLN.
PLTA Poso (Idris/Detik) |
Listrik PLTA Poso II dialirkan ke jaringan transmisi Sulawesi Selatan lewat gardu Induk di Kabupaten Palopo, Sulawesi Selatan sepanjang 208 Kilo Meter (KM) dengan tegangan 275 Kilovolt (kV). Sementara untuk transmisi tegangan 115 kV ke Kota Palu sepanjang 32 KM dibangun oleh PLN.
Menurut Alimuddin, untuk mengatasi byar pet di jaringan transmisi Sulutgo, PLN maupun pemerintah tak boleh menunda pembangunan jaringan transmisi penghubung dari Palu ke Gorontalo sepanjang kurang lebih 300 KM sehingga surplus listrik di Sulawesi Tengah bisa didistribusikan ke Sulutgo.
"Singkat cerita, masih banyak (listrik) yang nggak terpakai. Daripada PLN sewa kapal Turki atau pakai diesel, itu pemborosan, kenapa tidak ambil listrik dari sini. Jangka panjang pun lebih bagus dengan pertumbuhan industri di Pulau Sulawesi," ujarnya.
Dia melanjutkan, Sungai Poso masih bisa menghasilkan listrik jauh lebih besar dari kapasitas saat ini sebesar 195 MW. Pembangkit swasta milik Grup Kalla ini sendiri tengah membangun 2 pembangkit baru, yakni PLTA Poso I dengan kapasitas 2 x 30 MW, dengan rencana tambahan 2 x 30 MW lagi.
Kemudian dibangun pula secara paralel pembangunan PLTA Poso III dengan rencana kapasitas terpasang 4 x 90 MW, dengan perencanaan bisa ditambah lagi pembangkit baru 6 x 60 MW.
"Artinya di atas kertas kita wilayah Sulawesi Tengah surplus, apalagi kalau 2 PLTA baru sudah selesai. Sehingga kelebihan listrik dari daerah ini bisa disalurkan ke Gorontalo. Memang butuh investasi besar dari PLN, tapi saya kira Sulawesi harus punya jaringan transmisi yang saling terhubung," pungkas Alimuddin. (feb/feb)












































PLTA Poso (Idris/Detik)