Kepastian pembangunan ini diperoleh setelah ditandanganinya kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC) antara PLN dan Konsorsium Mitsubishi - Wijaya Karya, pada Senin (29/8/2016) lalu di PLN Kantor Pusat, Jakarta.
Penandatangan kontrak EPC senilai Rp 3,9 Triliun ini dilakukan oleh Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN Murtaqi Syamsuddin, Manager ASEAN and Southeast Asia Team Departmet of Power Systems International Mitsubishi Naoki Hirooka dan Direktur Operasi II Wijaya Karya Bambang Pramujo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Mitsubishi pun mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada PLN yang telah mempercayakan proyek ini kepada Konsorsium Mitsubishi-Wijaya Karya. Ia juga menyatakan proyek ini merupakan tanda bahwa Mitsubishi akan terus berkontribusi untuk pembangunan di Indonesia.
Hal ini juga diamini Bambang yang menyatakan bahwa Wijaya Karya memiliki hubungan yang erat dengan Mitsubishi sehingga mereka mampu dan terus mendukung pembangunan sistem kelistrikan di Indonesia.
"Proyek ini dihasilkan dari proses pengadaan yang baik serta koordinasi dan kerjasama yang baik. Diharapkan proyek ini akan berjalan dengan sukses," sambung dia.
PLTGU 500 MW ekstensi yang dibangun di Muara Karang ini berkonfigurasi dengan satu gas turbin seri terbaru dari Mitsubishi, yaitu seri F5 yang terdiri dari satu heat recovery steam generator (HRSG) dan satu steam turbine (ST).
Pembangunan PTGU Muara Karang ini akan memakan waktu konstruksi selama 18 bulan untuk Gas Turbine Open Cycle dan 8 bulan kemudian untuk penyelesaian akhir Combined Cycle Plan (PLTGU).
Selain penandatangan kontrak EPC, long term service agreement (LTSA) dengan nilai kontrak Rp 22 Miliar juga ditandatangani sebagai perjanjian antara Mitsubishi dengan PLN untuk memelihara gas turbin selama satu siklus pemeliharaan terencana (planed maintenance) sesuai standar pemeliharaan pabrikan yang perkiraannya selama enam tahun.
Di 2019, pembangkit ini akan masuk dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali pada sub sektor DKI Jakarta. Listrik yang dihasilkan akan disalurkan di sepanjang jalur Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Muara Karang-Duri Kosambi-Kembangan.
Dengan adanya penambahan kapasitas terpasang pada PLTGU Muara Karang diharapkan dapat membuat sistem kelistrikan DKI Jakarta dan sekitarnya semakin andal.
Sejak PLN berdiri pada 1945, kapasitas terpasang di Indonesia baru mencapai 53.000 MW, untuk itulah pencapaian program 35.000 MW penting dan menjadi prioritas guna meningkatkan iklim investasi dan produksi di Indonesia, dengan rasio elektrifikasi mencapai 98% pada tahun 2019.
Hal ini sejalan dengan tingginya kebutuhan listrik di Indonesia yang mencapai 8-9% pertahun. Untuk itu, PLN bersama Pemerintah dan pihak swasta bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. (dna/hns)