Ini Jurus Luhut Pangkas Harga Gas untuk Industri

Ini Jurus Luhut Pangkas Harga Gas untuk Industri

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 31 Agu 2016 20:25 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Salah satu perhatian pemerintah saat ini tertuju pada harga gas untuk industri yang kelewat mahal. Rata-rata harga gas untuk industri di Indonesia US$ 8-10/MMbtu. Sementara di Singapura, harga gas industri hanya separuhnya.

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman sekaligus Plt Menteri ESDM, Luhut Binsar Pandjaitan, sore ini menggelar rapat bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartato dan Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja untuk membahas masalah harga gas.

Dari hasil rapat ini, Luhut telah menyiapkan langkah-langkah khusus untuk menurunkan harga gas. Pertama, pendapatan bagian pemerintah dari gas diturunkan. Pihaknya membuat simulasi, berapa pendapatan negara yang hilang bila harga gas diturunkan menjadi US$ 6/MMbtu, US$ 5/MMbtu, atau US$ 4/MMbtu. Lalu berapa nilai tambah yang tercipta dari industri. Akan dipilih yang paling menguntungkan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi kita masih mengevaluasi harga gas itu. Sekarang kita lihat kan 35 persen (bagi hasil dengan kontraktor di hulu) dari gas itu ke pemerintah, nah itu setara berapa sih dampaknya kepada industri? Sekarang lagi dibuat simulasi kalau gas itu kita bikin US$ 6/MMbtu, US$ 5/MMbtu, dan US$ 4/MMbtu, berapa pemerintah dirugikan atau pengurangan penerimaan negara, tapi berapa dampaknya ini terhadap nilai tambah industri," papar Luhut usai rapat di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (31/8/2016).

Luhut belum dapat merinci berapa pengurangan penerimaan negara bila harga gas diturunkan, dan seberapa besar dampaknya pada industri. "Kita belum tahu, sedang dihitung simulasinya karena industri itu kan menciptakan lapangan kerja, pajak, multiplier effect yang lain. Jadi kalau pemerintah rugi katakan US$ 100 juta penerimaan kurang tapi kalau dampaknya bisa berlipat ya kita pilih yang ini," ucapnya.

Pekan depan segera diputuskan solusi untuk penurunan harga gas. Kementerian ESDM akan berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mengambil kebijakan.

"Nanti hari Selasa, Rabu, atau Kamis antara itu akan datang ke saya. Nanti Kementerian Perindustrian akan hitung kalau dampaknya sekian itu berapa, nah selama ini itu tidak pernah dikoneksikan itu. Sekarang saya suruh perindustrian hitung berapa dampak penurunan harga gas terhadap keekonomian terhadap industri, misalnya industri kopi, keramik, pupuk, apa saja," cetusnya.

Kedua, biaya distribusi gas juga harus dipangkas. Banyak pipa transmisi yang mengenakan toll fee terlalu tinggi. Luhut mencontohkan, ada pipa sepanjang 1,6 km yang mengenakan tol fee sampai US$ 7/mscf. Yang seperti ini harus diturunkan.

"Nah itu kita hitung lagi, banyak toll fee tidak efisien, misalnya ada satu daerah itu dibikin pipanya berapa inci, penggunaannya cuma 40 persen sehingga toll fee-nya jadi tinggi, itu kan aneh. Ada juga satu daerah toll fee-nya sampai US$ 7/mscf kan itu aneh. Nggak usah saya sebut lah, cuma 1,6 km. Ini kan konyol-konyolan semua. Harus diperbaiki, nggak bisa nggak diperbaiki," tegasnya. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads