Ini Penyebab Jakarta Masih Sering Mati Listrik

Ini Penyebab Jakarta Masih Sering Mati Listrik

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 09 Sep 2016 19:33 WIB
Mati lampu di Thamrin City (Foto: M Zainuddin/pasangmata.com)
Jakarta - Pasokan listrik yang berlebih tidak membuat warga Jakarta bebas dari pemadaman listrik. Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Nicke Widyawati mengatakan, hal ini dikarenakan usia Gardu Induk (GI) yang sudah tua dan menyebabkan transmisi yang sudah kelebihan beban.

Akibat beban yang terlalu tinggi, misalnya ada gangguan sedikit saja di salah satu GITET atau GI dapat menyebabkan pemadaman. Beban listrik dari GITET atau GI yang rusak sulit dialihkan ke gardu lain karena beban tiap gardu sudah tinggi, tak punya cukup ruang untuk menampung beban baru.

"Gardu induk, kalau sekarang di Jawa pasokannya berlebih. Kita ada reserve margin, ada kelebihan pasokan 30-40%. Tapi kenapa kok Jakarta masih ada pemadaman? Masalahnya bukan di kapasitas pembangkit, tetapi di gardu induk dan transmisi," ujarnya dalam acara forum diskusi di IBD Expo 2016, JCC Senayan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Transmisi menjadi critical path hari ini. Kalau kita lihat pertumbuhan kapasitas fisik 10 tahun terakhir, pertumbuhan nasional adalah 55%. Tapi pertumbuhan transmisi dalam 10 tahun terakhir hanya 40%. Ada miss match 15% yang harus dikejar," tambahnya.

Lanjut Nicke, saat ini pembangunan gardu induk baru masih terkendala pada masalah pengadaan lahan. Dengan minimnya ketersediaan lahan yang ada di Jakarta saat ini, ditambah masih adanya anggapan pengaruh radiasi terhadap pembangunan transmisi di sekitar rumah warga, membuat tantangan semakin sulit. Untuk 1 GI sendiri, membutuhkan lahan seluas Âą 2.000 meter persegi atau Âą 6 % dari luas lahan GI konvensional.

"Ini challenge yang luar biasa, khususnya di pembebasan lahan. Ketika ada pembangunan transmisi di dekatnya, semua masyarakat pada nggak mau. Beda dengan membangun tol, yang tanahnya dibeli, yang sebelahnya jadi naik tanahnya. Tapi kalau listrik tidak berlaku. Ada persepsi ada gangguan radiasi dan sebagainya," tutur dia.

"Kita mau cari di mana? Itu perlunya di Menteng, Senayan. Ini masalah yang kita hadapi hari ini. Tapi kita kemudian melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, sudah dapat beberapa lokasi lahan hijau, syaratnya katanya desainnya harus cantik agar tetap tidak mengganggu pemandangan," timpalnya.

Secara best practice, batas aman jumlah gardu induk tua di kota besar seperti Jakarta, adalah maksimum 65%.

"Hari ini rata-rata di Jakarta 85-90%. Ada yang sudah dibangun 70 tahun yang lalu. Kalau dengan pasokan yang ada, dengan Jakarta yang semakin tumbuh, kita perlu membangun 61 gardu induk baru. Supaya sistem kelistrikan di Jakarta handal, tidak ada byar-pet," pungkasnya. (ang/ang)