Setidaknya, ada 7 terowongan yang dibuat untuk pengambilan bijih emas secara tertutup atau underground, yaitu terowongan Handak, Ciurug, Ciguha, Kubang, Cicau, Pasir Jawa, dan Pamoyanan. Namun, saat ini, hanya 3 terowongan yang masih difungsikan.
Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutiono mengungkapkan, total panjang terowongan yang telah dibuat di kaki Gunung Salak ini mencapai 31 kilometer (km).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam target harian, sebanyak 1.200 ton material ore atau bijih tambang diambil di dalam terowongan dengan menggunakan dinamit. Penambangan dilakukan selama 24 jam sehari penuh, yang terbagi dalam 3 shift, tanpa libur selama sepekan.
Bijih emas yang bisa ditambang tahun ini ditargetkan sebesar 379.980 ton, dengan kandungan emas yang didapat 1.431 kilogram (kg), turun dari tahun 2015 dengan ore yang ditambang sebesar 385.763 ton dengan emas 1.498 kilogram.
Namun demikian, cadangan emas yang semakin menipis dan diperkirakan tak lagi ekonomis pada tahun 2019, membuat kadar emas yang diperoleh juga semakin tipis. Saat awal tahun 2000, setiap 1 ton ore bisa menghasilkan hingga 8 gram emas murni, sementara saat ini hanya di kisaran 4-5 gram.
![]() |
"Kadar emasnya semakin lama semakin sedikit, jadi pertimbangannya kalau biaya produksi sudah tidak tertutup atau usia tambang tak lagi ekonomis, tahun 2019 sudah ditutup," terang Trenggono.
Dari UPBE Pongkor, Antam menargetkan produksi emas pada tahun 2016 sebesar 1.431 kilogram. Angka tersebut menurun dibandingkan produksi tahun lalu yang mencapai 1.498 kilogram, tahun 2014 sebesar 1.607 kilogram, dan tahun 2013 sebesar 1.722 kilogram. (drk/drk)