Beberapa waktu sebelumnya, proyeksi defisit anggaran adalah 2,5% dengan asumsi penerimaan negara hanya kurang Rp 219 triliun dari target. Namun ada risiko baru yang muncul dari penerimaan migas.
"Kita memperkirakan mungkin akan meningkat sebesar 0,2%," ungkap Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (16/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau seandainya defisit mengalami pertambahan, tujuannya adalah menjaga momentum kegiatan prioritas pemerintah agar tidak terganggu," jelasnya.
Defisit yang meningkat, artinya belanja pemerintah akan ditutupi dari utang baru. Sri Mulyani meyakini hal tersebut akan dilakukan dengan sangat hati-hati. "Itu akan dilakukan secara hati-hati," kata Sri Mulyani.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil Nazara. Bahwa defisit anggaran tahun ini akan berada pada rentang 2,5-2,7%.
"Dengan mengawasi risiko penerimaan negara dan juga adanya percepatan penyerapan anggaran 2016, maka defisit diperkirakan meningkat ke antara 2,5-2,7%," ungkap Suahasil dalam pesan singkatnya. (mkl/wdl)