Ini merupakan kali pertama Ditjen EBTKE meminta subsidi dari APBN. Hal ini sejalan dengan diversifikasi energi yang tidak hanya fokus pada energi fosil yang semakin menipis.
"Salah satu upaya kita dalam rangka menjaga temperatur bumi adalah reformasi subsidi. Mengalihkan subsidi fosil ke suatu yang renewable (dapat diperbarui)," jelas Dirjen EBTKE Rida Mulyana di Ruang Rapat Banggar DPR, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun depan ada 84 PLTMH 320,42 MW akan butuh subsidi Rp 520 miliar. PLTS dilelang mulai tahun ini dan diperkirakan 125 MW terpasang. Semoga tahun depan disediakan subsidi dan seterusnya. Mungkin jumlahnya sekitar Rp 1,1 trliun," kata Rida.
Rida menambahkan bahwa besaran subsidi bisa saja turun mengikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika rupiah menguat di tahun 2017 ke Rp 13.300/US$ maka nilai subsidi bisa turun menjadi Rp 1,021 triliun.
"Ini dalam kurs Rp 13.500/US$, sekira kurs berubah kami juga menyediakan tabel ini kalau turun menjadi RP 13.300 kemudian subsidi menjadi Rp 1,021 triliun," terang Rida. (hns/hns)