"Kadang sehari bisa mati dua kali, tak tentu memang," kata Dionisius. Urusan aliran setrum yang tak menentu ini juga berdampak pada pekerjaan di kantornya, harian Pos Kupang. Ada atau tak ada listrik, korannya harus tetap terbit. Pos Kupang terpaksa membeli generator listrik ratusan juta rupiah supaya Pos Kupang tetap bisa sampai di depan pintu rumah para pelanggannya tepat waktu.
Kini Dionisius bisa menghela napas lebih lega lantaran tak lama lagi Kupang tak akan kekurangan setrum. Kapal-kapal pembangkit listrik milik Karpowership Company tak lama lagi akan berangkat dari Turki. Pada akhir tahun lalu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah meneken kontrak pembelian listrik dari perusahaan asal Turki itu. Kepada detikcom beberapa bulan lalu PLN mengatakan harga beli setrum dari Karpowership sebesar Rp 870 per kilowatt hour atau kwh.
![]() |
Berdasarkan kontrak tersebut Karpowership akan mengirim lima kapal besar pembangkit untuk lima wilayah yakni jaringan PLN di Sulawesi Utara-Gorontalo, Sumatera Utara, Lombok, Kupang dan daerah lain di Pulau Sumba, dan Maluku. Kapal Karpowership Zeinep Sultan untuk Sulawesi Utara sudah mulai beroperasi pada awal tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut, Ufuk Berk, Direktur Karpowership untuk Indonesia dan Asia, kapal pembangit setrum jumbo Karpowership Orhan Ali Khan, akan angkat sauh dari Turki pada Januari nanti dan disusul kapal untuk Kupang. Orhan Ali, menurut Sibel Yucel, Koordinator Pengembangan Bisnis Karpowership, merupakan kapal pembangkit listrik terbesar di dunia dengan kapasitas 470 megawatt. Panjang kapal ini 300 meter, tiga kali panjang lapangan sepakbola. "Bahkan kapal ini lebih besar dari kapal Titanic," kata Sibel di Istanbul, Turki, Kamis (29/9/2016).
Kapal-kapal Karpowership, kata Orhan Remzi Karadeniz, Direktur Utama Karpowership Company, punya sejumlah keunggulan. Pembangkit listrik mereka menggunakan bahan bakar heavy fuel oil (HFO) yang harganya jauh lebih murah dari minyak diesel. Tapi bisa pula memakai bahan bakar gas. Proses konstruksi kapal pembangkit juga hanya butuh kurang dari setahun, jauh lebih cepat ketimbang membangun pembangkit listrik di darat yang butuh waktu bertahun-tahun. (sap/hns)