PLTU 'Raksasa' 2.000 MW di Banten Mulai Dibangun

PLTU 'Raksasa' 2.000 MW di Banten Mulai Dibangun

Michael Agustinus - detikFinance
Minggu, 16 Okt 2016 16:08 WIB
Ilustrasi (Foto: Michael Agustinus-detikFinance)
Jakarta - PT PLN (Persero) mengumumkan bahwa pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 2 x 1.000 MW telah dimulai sejak April 2016 lalu berupa tahap persiapan konstruksi, meskipun fase pendanaan proyek (financial close) baru selesai pada 29 September 2016.

Penandatangan financial close-nya sendiri dilakukan oleh pihak konsorsium dan China Development Bank selaku pemberi pinjaman biaya pembangunan proyek yang mencapai US$ 1,8 miliar.

"Bagi PLN, hal ini membuktikan pihak kontraktor yakni konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak perusahaan PLN, memiliki kemampuan secara finansial dengan menggunakan modal sendiri untuk persiapan konstruksi," ungkap Manajer Senior Public Relations PLN, Agung Murdifi, dalam keterangan tertulis kepada media, Minggu (16/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menambahkan, financial close ini dicapai delapan hari lebih cepat dari periode yang disyaratkan dalam perjanjian pembelian tenaga listrik (PPA), yaitu enam bulan. "Ini baru pertama kali terjadi untuk proyek IPP yang merupakan pencapaian yang luar biasa dalam sejarah implementasi IPP di Indonesia, apalagi untuk mega proyek dengan kapasitas total sebesar 2.000 MW," ujarnya.

PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten merupakan bagian proyek 35.000 Megawatt (MW). Dibangun dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) oleh konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dengan kepemilikan saham sebesar 70 persen bersama anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), yakni PT PJB Investasi dengan kepemilikan saham 30 persen, yang membentuk Special Purpose Company dengan nama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB).

Teknologi yang digunakan pada PLTU Jawa 7 adalah ultra super critical boiler sebagai teknologi baru di bidang pembangkitan yang berbahan bakar batubara kalori rendah (4.000 – 4.600 kkal/kg AR). Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan.

Target Commercial Operation Date (COD) proyek ini adalah pada 2019-2020 sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025. Energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan memperkuat sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali yang akan disalurkan melalui Gardu Induk Balaraja 500 kiloVolt (kV).

"Kehadiran PLTU Jawa-7 diharapkan dapat memperbaiki cadangan pembangkit serta meningkatkan keandalan sistem Jawa-Bali, sehingga kondisi siaga atau kritis akibat kekurangan pembangkit tidak terjadi. Saat ini, kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali sebesar 33.863 MW dengan daya mampu 31.614 MW dan beban puncak 24.589 MW," tutup Agung. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads