Minim Data Cadangan Tambang, Industri Smelter RI Sulit Berkembang

Minim Data Cadangan Tambang, Industri Smelter RI Sulit Berkembang

Dyan Wahyu Nugroho - detikFinance
Rabu, 19 Okt 2016 19:47 WIB
Minim Data Cadangan Tambang, Industri Smelter RI Sulit Berkembang
Foto: Dyan Wahyu Nugroho
Jakarta - Pelaku usaha smelter alias pabrik pemurnian barang tambang mengeluhkan minimnya data pertambangan yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handoyo menjelaskan, kondisi ini membuat industri smelter sulit berkembang di Indonesia.

Minimnya data cadangan barang tambang di Indonesia membuat perbankan memandang sektor ini berisiko tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kita nggak ada datanya, enggak tahu cadangannya. Sehingga waktu kita datang ke bank minta kredit, banknya juga nggak tahu apa itu smelter," kata dia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (19/10/2016).

Lantaran sulit mengajukan kredit, pembangunan smelter di Indonesia pun menjadi sulit dilakukan. Mengingat, pembuatan smelter baru membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Menurutnya, bila pemerintah punya data pertambangan terkait ketersediaan bahan tambang yang lebih baik, maka pengembangan smelter di dalam negeri bisa lebih mudah dilakukan.

Hal ini bisa dilihat di Australia. Lantaran data pertambangan yang tersedia cukup lengkap, perusahaan smelter di negeri kangguru itu lebih mudah mengajukan kredit ke pihak bank.

"Di Australia datanya tambangnya komplit. Karena pemerintah yang melakukan pendataan. Ngeborin satu-satu. Jadi semua ada data tambangnya komplit. Pengusaha smelter di sana pergi ke bursa saham, mau kredit langsung dilihat banknya, wah ini cadangannya bagus. Kreditnya lebih mudah disetujui," pungkas dia. (dna/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads