Direktur Utama PEL, Gembong Primadjaja, mengungkapkan fasilitas yang baru dioperasikan sejak April 2016 lalu tersebut bisa menghemat Rp 4 miliar per hari, ketimbang menggunakan bahan bakar solar.
"Saving (penghematan) yang dihitung PLN dibandingkan saat pakai solar Rp 4 miliar sehari. Kalau setahun bisa sekitar Rp 1,2 triliun, itu hitungan PLN loh setelah pakai gas," jelas Gembong, ditemui Pelabuhan Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (3/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Gembong, pihaknya hanya menyediakan fasilitas 'bongkar muat' gas untuk PLN yang dipasok dari Bontang. Lantaran selama ini belum ada fasilitas LNG di Pulau Dewata tersebut.
"Sebenarnya bisnis yang kami jalankan adalah bongkar muat dan storage LNG. Kami mendapatkan kontrak dari PLN untuk angkutan LNG dari Bontang ke Benoa untuk disalurkan ke PLTDG Pesanggaran," ujar dia.
![]() |
Sebagai informasi, mini LNG yang dibangun dengan investasi Rp 1,2 triliun tersebut merupakan terminal bongkar muat gas, di mana gas LNG berasal dari Bontang, diangkut menggunakan kapal dan dikirim ke Benoa LNG, sebelum kemudian dipindahkan ke FSU (Floating Storage Unit) untuk disimpan dan dialirkan ke FRU (Floating Regasification Unit) dan diproses kembali menjadi gas untuk dialirkan ke PLTDG. (wdl/wdl)