ESDM Sediakan 58 Kargo Gas Alam Cair untuk Listrik PLN di 2017

ESDM Sediakan 58 Kargo Gas Alam Cair untuk Listrik PLN di 2017

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2016 14:06 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Kementerian ESDM menyatakan, telah mengalokasikan 58,32 kargo gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) untuk pembangkit-pembangkit listrik PLN yang menggunakan gas sebagai sumber energi.

Alokasi tersebut, menurut Kementerian ESDM, sudah lebih dari cukup. Sebab, kebutuhan gas PLN pada 2017 adalah 51,18 kargo, jadi pasokan sudah dijamin di atas kebutuhan.

Lalu untuk 2018, sebanyak 77,98 kargo LNG disiapkan untuk PLN. Tahun 2019, alokasi dinaikkan lagi hingga 90,69 kargo. Pada 2020 sebanyak 120,5 kargo disiapkan. Kebutuhan pada 2019 melonjak, karena sudah banyak tambahan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari proyek 35.000 megawatt (MW).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengungkapkan pihaknya telah menjamin pasokan gas untuk PLN hingga tahun 2030, supaya PLTG-PLTG bisa beroperasi sesuai rencana.

"Tahun 2017 kebutuhan PLN 51,18 kargo LNG. Kami sudah buatkan sampai 2030. Kami sediakan 58,32 untuk 2017. Jadi pasokan gas untuk PLN sudah kami secure. Tahun 2018 sebanyak 77,38 kargo, 2018 kami sediakan 90,69 kargo," kata Wirat, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Dia menambahkan, dari alokasi gas itu nantinya PLN sendiri yang membagi-baginya ke tiap PLTG. Pemerintah tidak menentukan alokasi untuk tiap PLTG. "Kebijakannya tidak point to point per pembangkit, fleksibel, mana yang dululan dipakai. PLN yang menentukan secara fleksibel," ucapnya.

Gas-gas untuk PLN tersebut berasal dari Blok Mahakam, Tangguh, Muara Bakau IDD, Bontang, dan sebagainya. Untuk penetapan harga, PLN dipersilakan bernegosiasi dengan badan usaha yang ditunjuk untuk menjual gas bagian negara.

"Suplainya dari Mahakam, Tangguh, ENI Muara Bakau, Bontang, IDD. Dari dalam negeri semua, dari berbagai lapangan ke PLN. Harganya saja tinggal nego dengan yang ditugaskan menjual," tutupnya.

Sebelumnya, PLN mengungkapkan banyak proyek PLTG yang belum mendapatkan kepastian alokasi gas dari pemerintah. Sebanyak 25% dari pembangkit di program 35.000 MW, atau sekitar 8.750 MW adalah PLTG.

Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati, menyebut PLTGU Jawa 1 kapasitas 1.600 MW dan PLTGU Jawa-Bali 3 kapasitas 500 MW sebagai contoh proyek yang belum mendapatkan pasokan gas.

"Ini yang (pembangkit gas) besar-besar belum confirm. Seperti PLTGU Jawa 1, PLTGU Jawa-Bali 3, itu masih dengan SKK Migas. Lalu kalau sudah dapat alokasi gas, kami negosiasi dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," kata Nicke kemarin.

Dia menambahkan, total daya dari PLTGU Jawa 1 dan PLTGU Jawa-Bali 3 saja sudah 2.100 MW. Kalau pasokan gas belum pasti, tentu jadi masalah untuk proyek 35.000 MW. Ke depan, PLN ingin mendapat jaminan pasokan gas. Sebab, spesifikasi mesin pembangkit listrik harus disesuaikan dengan jenis gas. Maka alokasi gas harus jelas dulu, baru kemudian pembangkit listriknya dibangun. (wdl/wdl)

Hide Ads