Demikian isi sambutan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, sebagaimana dibacakan oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, dalam acara Lokakarya Menghadirkan Listrik untuk Rakyat di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
"Energi adalah bagian dari basic need, kebutuhan pokok kehidupan, terutama dalam bentuk listrik. Apalagi untuk pulau terdepan, terluar, terisolir, keberadaan listrik adalah suatu bentuk pemerataan keadilan. Dan lebih jauh lagi adalah masalah keutuhan NKRI. Di Kaltara ada beberapa desa yang karena ketiadaan listrik, bisa berujung pada keberadaan NKRI. Sore ini ada ratas (rapat terbatas kabinet di Istana) membahas Papua Terang. Maka Program Indonesia Terang (PIT) sangat relevan kita teruskan dan kita kerjakan bersama," kata Rida saat menyampaikan sambutan Jonan yang berhalangan hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini akan dilanjutkan oleh Jonan agar desa-desa terpencil di seluruh pelosok Indonesia bisa menikmati listrik juga. Misalnya di Papua dan Papua Barat, di sana masih ada sekitar 3.500 desa tak berlistrik.
Rida berharap lokakarya hari ini bisa memberikan masukan-masukan berharga untuk mempercepat elektrifikasi di daerah-daerah terpencil, terluar, dan terisolasi. "Program ini butuh kerja sama untuk kemudian mencapai target yang harus kita capai secepatnya. Saya berharap hasil kajian dipertajam lagi, dicarikan solusi yang paling optimum, bisa dipercepat untuk saudara-saudara kita di Papua dan Papua Barat," tuturnya.
Demi kemajuan masyarakat, pemerataan pembangunan, dan keadilan sosial maka pembangunan kelistrikan di pedalaman Papua dan daerah-daerah tak berlistrik lainnya harus digenjot.
"Kami sangat berharap hasil diskusi ini akan sangat konstruktif dan memberi terobosan. Mudah-mudahan 2-3 tahun ke depan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat meningkat tajam. Kita harus berbagi listrik dengan saudara-saudara kita di sana," pungkas Rida. (wdl/wdl)