Jakarta - PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 dikerjakan oleh PT Pertamina Geothermal Energy, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dengan pola total project. Kedua proyek ini merupakan total project ke-4 dan ke-5 dari perusahaan pemasok uap dan listrik panas bumi ke PT PLN (Persero) tersebut, setelah PLTP Kamojang Unit-4, Kamojang Unit-5, dan Ulubelu Unit-3.
Apa itu total project dan bagaimana keunggulannya? Silakan simak penjelasan Pertamina berikut ini:
1. Dari upstream ke midstream
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembangan PLTP dengan pola total project artinya mulai dari tahapan eksplorasi dan pengembangan lapangan uap hingga pembangunan serta pengoperasian PLTP dilakukan oleh satu perusahaan, dalam hal ini oleh Pertamina Geothermal Energy. Pola ini relatif baru, karena sebelumnya Pertamina Geothermal Energy hanya menjual uap yang akan digunakan untuk pembangkit milik PLN. Dengan pola ini, artinya Pertamina Geothermal Energy selangkah lebih jauh dalam berbisnis listrik panas bumi, dari sekadar memproduksi uap dari sumur-sumur panas bumi (upstream) menjadi memproduksi listrik melalui pembangkitnya sendiri (midstream). Adapun, pelayanan listrik kepada masyarakat masih melalui jaringan PLN (downstream).
2. Keandalan pembangkit terjagaKeunggulan dari penerapan pola total project yaitu kinerja pembangkit listrik relative bisa dikontrol dengan mudah karena masuk bagian dari aset Pertamina Geothermal Energy sendiri. Pemeliharaan terhadap lapangan uap maupun PLTP bisa disinkronkan, sehingga waktu yang terbuang dapat diminimalkan sehingga kehandalan dan efisiensi pembangkit dapat terjaga dengan baik.
3. Meminimalkan risikoDitinjau dari sisi risiko, membangun dan mengoperasikan lapangan uap jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko membangun pembangkit listriknya. Dengan mengintegrasikan proyek uap dengan pembangkit, secara keseluruhan persentasi faktor risiko pun menjadi lebih kecil sehingga pola ini menjadi lebih menarik bagi investor.
(hns/hns)