Batu Bara Tembus US$ 100/Ton, Apakah Ini Harga Tertinggi?

Batu Bara Tembus US$ 100/Ton, Apakah Ini Harga Tertinggi?

Wahyu Daniel - detikFinance
Senin, 05 Des 2016 20:12 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Harga batu bara acuan Desember sebesar US$ 101,69. Harga ini melonjak dari kisaran US$ 50/ton di awal 2016.

Lantas, apakah ini merupakan harga tertinggi batu bara? Menurut Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Boy Thohir, harga tersebut bukan yang tertinggi.

"Harga batu bara paling tinggi waktu 2011. Jadi sekarang sih bukan yang tertinggi," ujar pengusaha yang akrab disapa Boy itu, kepada detikFinance, Senin (5/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boy mengatakan, lonjakan harga itu terjadi karena pengaruh musim dingin di sejumlah negara Asia. Namun, dia memperkirakan, kenaikan harga itu tak akan lama.

"Ini mungkin antisipasi musim dingin di Jepang, Korea, dan China. Tapi belum tentu akan bertahan lama," tutur Boy.

Senada, Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, menambahkan dari sisi permintaan, batu bara sedang dalam tren meningkat pada akhir tahun. Musim dingin membuat kebutuhan batu bara melonjak.

"Permintaan batu bara meningkat terutama memasuki musim dingin," kata Hendra.

Namun, Hendra memperkirakan kenaikan harga ini tidak akan bertahan lama. Meroketnya harga batu bara membuat biaya produksi listrik di China juga naik. Kalau biaya produksi listrik mahal, tentu akan menurunkan daya saing industri.

Maka pemerintah China kemungkinan tidak akan melanjutkan kebijakan pemangkasan produksi batu bara untuk mengefisienkan biaya produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memerlukan batu bara sebagai bahan bakar.

"Besar kemungkinan pemerintah China akan meninjau kembali kebijakan tersebut karena PLTU di sana kesulitan dengan harga batu bara yang tinggi, oleh karena itu ada potensi harga komoditas akan terkoreksi," pungkas Hendra. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads