Harga Batu Bara Tembus US$ 100/Ton, Ini Respons Pengusaha

Harga Batu Bara Tembus US$ 100/Ton, Ini Respons Pengusaha

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 05 Des 2016 19:25 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Harga batu bara 'lompat' dari kisaran US$ 50/ton di awal tahun ini menjadi US$ 101/ton pada hari ini, Senin (5/12/2016). Lonjakan harga ini terutama dipicu penutupan tambang-tambang batu bara di China.

Produksi batu bara China yang mencapai 3,6 miliar ton per tahun sudah terpangkas 4,2% atau sekitar 151 juta ton. Kebijakan ini dibuat oleh pemerintah China untuk mengerek naik harga batu bara, membantu industri batu bara di dalam negeri mereka.

"Kenaikan harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir ini lebih banyak didorong oleh kebijakan pemerintah China yang menurunkan produksi batu bara mereka yang juga untuk menolong industri batu bara domestik mereka," kata Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, kepada detikFinance di Jakarta, Senin (6/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi permintaan, batu bara sedang dalam tren meningkat pada akhir tahun. Musim dingin membuat kebutuhan batu bara melonjak. "Permintaan batu bara meningkat terutama memasuki musim dingin," ucapnya.

Namun, Hendra memperkirakan bahwa tren kenaikan harga ini tidak akan bertahan lama. Meroketnya harga batu bara membuat biaya produksi listrik di China juga naik. Kalau biaya produksi listrik mahal, tentu akan menurunkan daya saing industri.

Maka pemerintah China kemungkinan tidak akan melanjutkan kebijakan pemangkasan produksi batu bara untuk mengefisienkan biaya produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memerlukan batu bara sebagai bahan bakar.

"Besar kemungkinan pemerintah China akan meninjau kembali kebijakan tersebut karena PLTU di sana kesulitan dengan harga batu bara yang tinggi, oleh karena itu ada potensi harga komoditas akan terkoreksi," pungkas Hendra. (hns/hns)

Hide Ads