Diolah Jadi Aluminium, Harga Biji Bauksit Naik 13 Kali Lipat

Diolah Jadi Aluminium, Harga Biji Bauksit Naik 13 Kali Lipat

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 15 Des 2016 14:15 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengungkapkan, nilai tambah yang tercipta dari pengolahan biji bauksit menjadi aluminium mencapai 13,6 kali lipat.

Nilai 1 ton bauksit adalah US$ 40. Sebelum diolah menjadi aluminium, biji bauksit diolah dulu menjadi alumina. Dari 1 ton bauksit bisa diperoleh 650 kg alumina yang nilainya US$ 208. Sudah ada lonjakan nilai hingga 5,2 kali lipat.

Setelah itu, alumina diolah lagi menjadi aluminium. Dari 650 kg alumina bisa diperoleh 325 kg aluminium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nilai 325 kg aluminium itu US$ 546,32. Artinya nilai ekonomisnya 2,6 kali lipat alumina," papar Peneliti Senior LPEM UI, Uka Wikarya, dalam diskusi di Hotel Century, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Bila dihitung nilainya sejak masih berbentuk biji bauksit, maka ada peningkatan nilai ekonomis hingga 13,6 kali lipat ketika sudah menjadi aluminium.

Uka mengungkapkan, hal ini merupakan gambaran dari manfaat kebijakan hilirisasi mineral. Menurutnya, kebijakan larangan ekspor mineral mentah yang diberlakukan pemerintah sejak 11 Januari 2014 berdampak positif.

Kebijakan larangan ekspor tambang mentah, sambungnya, terbukti mendorong pendirian sejumlah industri pengolahan biji bauksit di dalam negeri.

Berdasarkan penelitiannya di Kalimantan Barat, pasca pelarangan ekspor mineral mentah telah ada 1 smelter bauksit yang sudah beroperasi, 1 smelter bauksit yang dalam tahap pembangunan, dan 3 smeter lain dalam tahap perencanaan.

"Kebijakan larangan ekspor mineral mentah menciptakan nilai tambah dari mata rantai industri smelter yang memberikan efek ganda terhadap perekonomian," tegasnya. (dna/dna)

Hide Ads