Direktur Urusan Korporasi DSLNG, Aditya Mandala mengungkapkan, 31 kargo diantaranya akan diserap dari komitmen untuk long term buyer perusahaan, yakni Korea dan Jepang. Sehingga, praktis tantangan perusahaan di tahun 2017 adalah mencari spot market di tengah situasi harga minyak yang menurun dan suplai LNG dunia yang berlebih.
"Untuk tahun 2017, kita masih ingin targetkan 40 kargo. Yang kita rencanakan, 31 untuk suplai long term buyer, sisanya spot market. Bisa domestik dan negara sekitar ASEAN atau longterm buyer juga," kata Aditya, dalam acara media briefing PT Donggi Senoro LNG, di Jakarta, Rabu (21/12/2016).
Tantangan di spot market sendiri karena faktor kebutuhan dari pasar dan negosiasi harga yang ditawarkan bisa disepakati oleh kedua belah pihak. Selain itu, perusahaan hanya mempunyai satu kilang yang harus terus disuplai produksinya sebelum akhirnya penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi domestik membeli di harga yang lebih bagus juga jadi tantangan. Tantangan lainnya, kita hanya punya 1 trim. Sehingga kita harus cari pasar yang dipasok sebelum akhirnya sampai penuh," tambahnya.
Dengan kinerja yang baik di 2016, DSLNG pun tetap mengantisipasi berbagai Iangkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan kinerja di tahun 2017. Hal ini tidak lepas dari dukungan yang baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
"Dengan membanjirnya produksi LNG di dunia, dan minyak yang masih di bawah 50, tingkat kesulitan untuk menjual LNG juga semakin berat. Tapi akhirnya dengan fokus dan kita usaha terus semua kargo bisa terjual yang diproduksi di 2016. Mudah-mudahan juga begitu tahun depan," pungkasnya. (hns/hns)