Trader yang dimaksud adalah mereka mendapat alokasi gas, lalu menjualnya ke trader lain karena tak punya pipa untuk menyalurkan gas, dan begitu seterusnya hingga ke pembeli akhir atau disebut dengan calo.
"Kadang-kadang trader itu fungsinya nggak jelas, dan mereka dapat duit dari situ," ujar Darmin di Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya gini, ngapain sih trader itu banyak-banyak. Masing-masing mereka ngambil dari situ," jelasnya.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Dalam prosesnya, seharusnya tidak ada trader bertingkat.
"Kalau bisa tidak ada trader di tengah ya tidak ada gitu lho. Trader nggak bertingkat," kata Jonan pada kesempatan yang sama.
Jonan memastikan untuk trader baru yang akan mendapatkan alokasi gas maka harus dipastikan terlebih dahulu kepemilikan infrastrukturnya.
"Itu yang sekarang kita nggak kasih kalau nggak punya infrastruktur. Jadi yang lama yang nggak punya infrastruktur itu selesai," pungkasnya. (mkl/ang)