Dengan adanya pembangkit-pembangkit yang baru beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) ini, rasio elektrifikasi pun meningkat dari 88% pada akhir 2015 menjadi 90,35% di pengujung 2016.
"Ada tambahan pembangkit 4.128 MW. Rasio elektrifikasinya jadi 90,35%, di atas target 2016 yang 90,15%. Kemarin akhir 2015 88%," kata Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (3/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus 2017 nanti rasio elektrifikasi 92,75%. Yang COD targetnya 4.487 MW," ungkap Jarman.
Sementara susut jaringan (losses) pada 2016 menurun dari 8,87% pada 2015 menjadi 8,68%. Semakin sedikit listrik yang terbuang akibat buruknya kualitas jaringan, pencurian listrik, dan sebagainya.
"Sudah tercapai sesuai target, yaitu 8,68% dari target 8,67%. Turunnya sudah banyak, losses sebelumnya 8,87% turun ke 8,68%," tutur Jarman.
Dari penurunan losses sebesar 0,2% itu, PLN mendapatkan penghematan sekitar Rp 600 miliar. Turunnya losses, menurut Jarman, terutama karena PLN memperbaiki jaringan dan memberantas pencurian listrik.
"Ada perbaikan jaringan, pencurian listrik berkurang. Setiap turun 1% losses itu Rp 3 triliun," pungkas Jarman. (mca/hns)











































