Jokowi: Program 35.000 MW Bukan Lagi Target, Tapi Kebutuhan

Jokowi: Program 35.000 MW Bukan Lagi Target, Tapi Kebutuhan

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 05 Jan 2017 16:15 WIB
ilustrasi Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, program 35.000 MW bukan hanya target pemerintah semata, melainkan kebutuhan. Sehingga mau tidak mau, program tersebut harus tetap dijalankan ke depannya.

"Program listrik 35.000 MW. Kita harus lihat ini bukan lagi semata target, tapi ini kebutuhan," ungkap Jokowi saat membuka sidang paripurna Dewan Energi Nasional (DEN) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/1/2016).

Target 35.000 MW ditetapkan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi menyentuh 7% dalam kurun waktu lima tahun sejak pemerintahan dimulai. Akan tetapi dengan kondisi sekarang, asumsi tersebut sulit untuk direalisasikan, sehingga seharusnya target juga direvisi ke bawah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga saya kira juga perlu dikalkulasi lagi, tetapi kalau kelebihan saya kira juga tidak ada masalah. Karena apapun ini akan membuat pemborosan di PLN, karena apapun itu harus kita bayar. Sehingga cost of money-nya menjadi lebih tinggi," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, konsumsi listrik per kapita di Indonesia memang masih rendah dibandingkan dengan ASEAN lainnya, yakni sebesar 917 kWh di 2015. Sementara di Vietnam sudah 1795 kWh dan Singapura sudah 9146 kWh.

"Kalau kita ingin tumbuh lebih cepat lagi, membangun lebih merata lagi di seluruh pelosok tanah air, maka kebutuhan konsumsi listrik akan semakin meningkat," pungkasnya. (mkl/ang)

Hide Ads