Ini Alasan Sambungan Gas ke Rumah Tangga Lebih Aman dari LPG

Ini Alasan Sambungan Gas ke Rumah Tangga Lebih Aman dari LPG

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 12 Jan 2017 18:17 WIB
Foto: Michael Agustinus/detikFinance
Batam - Pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga terus digenjot oleh pemerintah. Tahun 2016, 89.000 rumah tangga mendapat sambungan gas, sedangkan tahun ini akan dibangun sambungan untuk 56.000 rumah tangga.

Tujuannya untuk menekan konsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG) sehingga anggaran subsidi bisa dihemat. Selain lebih murah dari LPG, gas bumi juga relatif lebih aman digunakan karena tak mudah terbakar.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan bahwa gas pipa berbeda dengan LPG. Gas pipa (C1) memiliki unsur karbon yang jauh lebih sedikit dibanding LPG (C4) sehingga ringan dan cepat menguap ke udara jika terjadi kebocoran. Berbeda dengan gas LPG yang lebih sulit menguap dan rentan menyebabkan kebakaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau terjadi kebocoran langsung nyampur sama udara, langsung hilang, nggak akan sampai berdampak. Kalau gas alam ini struktur kimianya C1H6, itu methan. Karbonnya cuma 1, berat jenisnya lebih ringan dari udara," kata Dilo saat ditemui di Batam, Kamis (12/1/2017).

Selain itu, sambungan gas ke rumah tangga telah dipasangi alat pengaman supaya tekanannya tidak terlalu besar. "Kita sudah pasang safety regulator, jadi tekanan yang terpasang nggak besar," ucapnya.

Tekanan dan suhu gas di seluruh jaringan PGN juga terpantau secara online di control room. Bila terjadi kebocoran dapat segera diketahui.

"Kita itu punya beberapa alat indikator untuk bisa melihat terjadinya kebocoran. Ada alat ukur tekanan, suhu, kalau ada gangguan pasti sudah terjadi anomali. Kita lihat secara online dari control room," ujar Dilo.

Petugas PGN selalu siaga mengantisipasi kebocoran gas. Begitu diketahui ada anomali, petugas langsung turun ke lapangan dalam waktu kurang dari sehari. Gangguan pun dapat segera teratasi.

"Kalau ada gangguan langsung kita turunkan teman-teman di lapangan. Paling lambat 1 x 24 jam sudah teridentifikasi sehingga teman-teman sudah bisa mengatasi," tutupnya. (mca/ang)

Hide Ads