Tahun Berapa RI Tak Perlu Lagi Impor BBM?

Tahun Berapa RI Tak Perlu Lagi Impor BBM?

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 17 Jan 2017 17:24 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang mengebut pembangunan kilang. Kapasitas kilang terpasang masih timpang dengan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.

Akibatnya Pertamina masih rutin mengimpor BBM. Kapasitas kilang yang kurang juga membuat minyak mentah produksi nasional harus diekspor.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengatakan jika program upgrading dan pembangunan 2 kilang baru rampung, maka Indonesia tak lagi perlu mengimpor BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tahun ke tahun kita punya upaya sangat keras menurunkan angka impor BBM. Karena kita punya target 2023 kita sudah swasembada BBM, target dengan pembangunan kilang dan upgrading tak perlu impor lagi," ujar Wianda di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (17/1/2017).

Dia merinci, penurunan impor paling besar yakni jenis BBM premium. Ini setelah banyak masyarakat beralih menggunakan Pertalite yang dirilis tahun lalu.

"Kita juga berhasil menurunkan impor premium 30%. Dari 2014 sekitar 62%, 2015 hanya 60%, dan year to date November 2016 turun 54%. Kita akan lihat data terakhir di Desember, harapannya sudah bisa turun di bawah 54%," jelas Wianda.

"Solar juga turun jauh tadinya (2014) 21%, 2015 hanya 8%, bahkan di 2016 November hanya 1%. Ini menunjukkan kilang sudah banyak produksi solar, dan solar juga banyak terdelusi akibat banyaknya pembangkit yang masih menggunakan batu bara atau beralih ke gas. Jadi dari sisi produksi kilang sangat mampu memproduksi solar sehingga tidak dibutuhkan impor," katanya lagi.

Dia melanjutkan, untuk impor bahan bakar mesin jet atau avtur, tidak mengalami perubahan berarti.

"Avtur masih berimbang, karena masih berasal dari kilang Balongan. Soekarno-Hatta komposisinya bisa di atas 50% konsumsi avtur nasional," pungkas Wianda. (idr/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads