Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, menjelaskan skema bagi hasil baru tersebut membuat negara tak lagi dibebani biaya dari cost recovery yang timbul akibat ketidakefisienan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Selain itu, lanjutnya, gross split akan mengubah perilaku pengeluaran atau spending behavior kontraktor.
Menurut Arcandra, cost recovery tidak mendorong kontraktor melakukan efisiensi. Pasalnya, dengan pengeluaran yang diganti negara, kontraktor lebih cenderung untuk membeli item-item yang mahal dan tak bersusah payah mendapat barang dengan kualitas sama namun harga lebih murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengilustrasikan, perilaku orang akan cenderung memilih tiket pesawat kelas eksekutif saat semua pengeluarannya diganti tempat kerjanya, namun orang tersebut akan lebih memilih mencari tiket kelas ekonomi, bahkan tiket pesawat promo, saat harus memakai uang dari kantongnya sendiri.
"Anda kalau dibayarin, pasti pilih yang mana? Sama kayak air mineral, kalau dia dibayarin dia bisa saja belinya di hotel mewah, yang penting tempatnya nyaman, mendapatkan barangnya mudah. Kalau pakai uang sendiri, dia cari air mineral cari tempat paling murah, carinya dari pedagang kaki lima. Bahkan kalau perlu beli dari pabriknya," ujar Archandra. (idr/hns)











































