Cegah Gangguan Kilang Terulang, Ini Upaya Pertamina

Cegah Gangguan Kilang Terulang, Ini Upaya Pertamina

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 24 Jan 2017 17:10 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mempercepat untuk perbaikan maupu perawatan kilang. Hal ini dilakukan guna meminimalisir terjadinya gangguan operasi yang tidak direncanakan atau unplanned shutdown pada masa-masa mendatang.

"Kita percepat inspeksi semua peralatan kita. Ini harus diganti unitnya. Lalu kita tidak akan mengundur turn around (servis)," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Selain itu, Pertamina juga akan memperbaiki kinerja operasional kilang. Perbaikan kinerja operasional diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pasokan dan penurunan impor BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa langkah perbaikan tersebut mencakup Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), keandalan, efisiensi, optimasi dan perbaikan organisasi dan pengembangan SDM.

Dari aspek HSSE, tuturnya, fokus utama adalah tidak ada kejadian kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan fatality. Selain fatality, tuturnya, Pertamina akan seaktif mungkin untuk mencegah terjadinya pencemaran akibat operasi kilang.

Adapun, Keandalan kilang difokuskan pada upaya mencapai zero unplanned shutdown. Toharso mencontohkan, salah satu upaya untuk mencapainya, dilakukan dengan cara konsisten dan disiplin pada jadwal pemeliharaan kilang baik yang bersifat parsial maupun menyeluruh.

"Kami juga akan meningkatkan efektivitas inspeksi sehingga dapat diketahui secara lebih dini sebelum alat rusak. Pada prinsipnya apabila kita bisa tekan angka kehilangan waktu operasi, kinerja kilang semakin baik dan produksi bisa sesuai target dan pada akhirnya pasokan BBM nasional semakin andal," ujar Toharso.

Selain itu, efisiensi juga akan terus dilakukan, dengan fokus utamanya mengurangi working losses hingga 50% di bawah realisasi tahun 2016. Selain mengurangi losses, perseroan juga akan melakukan pengadaan bahan maupun peralatan kilang secara terpusat sehingga dapat menurunkan biaya.

Peningkatan yield valuable product menjadi 79% dari saat ini sekitar 74% juga bakal terus dioptimalisasi. Sehingga rencana Pertamina menargetkan penurunan biaya operasi hingga menjadi hanya US$ 3 per barel dapat terealisasi.

"Contoh seperti di Kasim, operasinya biasanya hanya sekitar 120 hari dalam setahun. Kami ingin tingkatkan. Apabila masalahnya ketiadaan crude, kami akan bangun infrastruktur yang memungkinkan crude bisa masuk memenuhi kebutuhan feedstock RU VII Kasim di Sorong," jelasnya.

Terakhir, pengembangan SDM dan perubahan organisasi. Perubahan organisasi pada Oktober 2016 melalui pembentukan Direktorat Pengolahan yang melahirkan kebutuhan formasi sumber daya manusia dipercaya mampu mewujudkan misi tadi.

"Oleh karena itu kami akan kembali membuka peluang kerja baru untuk mengisi posisi-posisi engineer yang akan ditinggalkan oleh pekerja yang memasuki usia pensiun," tutup Toharso. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads