Impor Gas Dibolehkan Agar Dapat Harga Murah, Ini Respons PLN

Impor Gas Dibolehkan Agar Dapat Harga Murah, Ini Respons PLN

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 25 Jan 2017 13:46 WIB
Foto: dok. PLN/detikfoto
Jakarta - Dalam rapat soal harga gas di Istana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kesempatan bagi industri mengimpor gas agar mendapatkan harga yang lebih rendah. Ini dikarenakan sulitnya merealisasikan harga US$ 6 per mmbtu untuk seluruh industri.

PT PLN (Persero) juga tertarik untuk mengimpor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). LNG murah dari luar negeri dapat membuat biaya pokok produksi (BPP) listrik lebih efisien.

"Kalau misalnya harga gas yang kita dapat di lokal lebih tinggi dari yang ditetapkan, kita diperbolehkan impor LNG. Intinya adalah bagaimana menekan BPP supaya lebih efisien," ujar Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati, dalam diskusi di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, PLN akan tetap memprioritaskan suplai gas dari dalam negeri bila impor dibuka. Tetapi tentu harga gas domestik harus bersaing. Kalau harganya terlalu tinggi, lebih baik PLN menggunakan gas impor. Sebab jika BPP listrik tak efisien, ujung-ujungnya masyarakat yang menanggung, tarif listrik jadi mahal.

"Kita sih berharap pasokan domestik diprioritaskan, tapi kembali lagi masalah itu bagaimana men-secure untuk pembangkit, bagaimana kita dapat harga yang paling bagus. Jadi kalau ternyata di domestik itu gasnya ada tapi harganya kurang bagus, ya kita beli di luar aja. Kira-kira begitu," tutur Nicke.

Aturan soal impor gas akan terbit dalam waktu dekat ini. Bila diizinkan, PLN akan segera mengkaji kemungkinan pengadaan LNG dari luar negeri.

"(Aturan impor gas) Akhir bulan ini katanya. Nanti ada bagaimana pengaturan gas untuk pembangkit," tutupnya. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads