Menurut mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mudah goyahnya posisi Dirut Pertamina lantaran tantangan, tekanan, serta tanggung jawab besar yang harus dipikul. Bahkan menurutnya, tekanan sering kali datang dari luar perusahaan.
"Tekanannya sangat besar, karena belanja Pertamina saja sampai Rp 2-2,5 triliun. Jadi tekanan kekuasaan tinggi sekali," ujarnya kepada detikFinance, Senin (6/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan pernah berharap Pertamina bisa maju dengan pergantian terus. Hanya Karen Agustiawan yang sampai 5 tahun. Kalau perusahaan migas dunia seperti Petronas itu rata-rata menjabat 10 tahun baru diganti. Tidak mungkin sudah mau eksplorasi terus diganti Dirutnya, mengganggu. Proyek Pertamina kan jangka panjang semua," imbuhnya.
Said pun meminta agar pemerintah menjaga posisi Dirut Pertamina agar tidak sering dirombak. Salah satu caranya dengan memagari Dirut Pertamina dari tekanan-tekanan eksternal.
"Jadi untuk membersihkan Pertamina adalah dengan membersihkan tekanan eksternal yang masuk Pertamina. Kalau itu terjadi maka bos Pertamina betah," pungkasnya. (wdl/wdl)