Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Taslim Z Yunus mengatakan, 278 kargo terdiri dari Kilang LNG Badak 163 kargo, dan Kilang LNG Tangguh 115 kargo.
Taslim menyebutkan, mayoritas produksi LNG dalam negeri diekspor ke Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 278 kargo LNG, Taslim menyebutkan yang sudah komitmen kontrak sekitar 202 kargo, sekitar 72 kargo masih dalam tahap persetujuan pemerintah untuk ekspor, dan sekitar 32 kargo masih belum ada pembelinya (uncommitted).
"Tapi sebetulnya pembelinya ada cuma kita masih standby kan untuk kebutuhan domestik," jelasnya.
Untuk dalam negeri, kata Taslim, paling besar adalah PT PLN untuk pembangkit listrik. Produksi LNG pada 2017 ini tidak berbeda jauh dari produksi tahun sebelumnya yang sekitar 270 kargo. Diketahui, untuk 1 kargo LNG setara dengan 137.700 meter kubik.
Bagi 32 kargo LNG yang belum ada komitmen kontrak, kata Taslim, SKK Migas memprioritaskan pelaku industri untuk menyerap, namun jika tidak ada yang berkenan maka akan kembali diekspor.
"Kalau enggak ada, kita melaporkan izin ekspor, 17 kargo sudah di proses, itu dalam tahap usulan izin ekspor," ungkapnya. (hns/hns)











































