Investasi Energi Baru Terbarukan di RI Menarik, Ini Buktinya

Investasi Energi Baru Terbarukan di RI Menarik, Ini Buktinya

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 20 Feb 2017 20:03 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Peluang nvestasi energi baru terbarukan di Indonesia dipercaya makin terbuka dan menjanjikan bersamaan dengan keluarnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang pemanfaatan sumber energi terbarukan (EBT) untuk penyediaan listrik.

Dalam peraturan baru ini, harga beli listrik mengacu pada Biaya Pokok Produksi (BPP) setempat yang lebih besar dari BPP Nasional. Sejumlah wilayah di Indonesia yang BPP setempatnya lebih besar dari BPP nasional merupakan wilayah yang secara alami masih banyak membutuhkan pasokan energi listrik.

Hal ini akan memberikan stimulus kepada investor sehingga bisa memberikan penyediaan listrik yang lebih merata kepada wilayah-wilayah tersebut. Wilayah-wilayah ini sendiri akan banyak berpusat di wilayah Timur dan ujung Barat Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebut saja Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Kalimantan, NTT, NTB, Sulawesi, Maluku hingga Papua.

"BPP yang relatif masih tinggi artinya, kalau itu dikembangkan itu masih bisa melaju kencang. Jadi kita sebagai pelaku kebijakan pemerintah, harus mengarahkan nanti pada saat proses tender nanti akan diarahkan ke Indonesia Timur. Saya kira masih terbuka peluang untuk ini," ujar Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Bukti investasi energi terbarukan di Indonesia masih sangat menarik kata dia terlihat dari adanya sejumlah kesepakatan kerja sama dalam pengembangan EBT dengan berbagai pihak. Misalnya saja pertemuan Wakil Menteri ESDM dengan Duta Besar Jerman dan Siemens.

"Siemens menyatakan bahwa investasi EBT khususnya di wilayah Timur Indonesia masih menarik dan akan melakukan kajian serta memahami penerapan kebijakan pemerintah ini," tutur Yunus.

Selain itu, ada pula dukungan dari pemerintah Swedia yang berkomitmen untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia.

Dari dalam negeri, dukungan dari PT Pindad (Persero) juga turut memberikan keyakinan bahwa investasi EBT di Indonesia tetap menarik. Hal ini dibuktikan dengan adanya 13 Power Purchase Agreement (PPA) listrik yang telah ditandatangani antara PLN dan IPP yang harganya di bawah Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2017.

"Tercatat dari 13 wilayah itu, 6 wilayah sudah akan dibangunkan pembangkit listrik. Setidaknya ada 13 PPA listrik yang telah ditandatangani antara PLN dan IPP," ungkapnya.

Keenam wilayah tersebut, Sulawesi barat yang akan dibangunkan PLTA Manippi dengan kapasitas 10 megawatt (mw), Sulawesi Utara dibangun PLTA Poso dan PLTP Lahendong dengan kapasitas 235 mw, Sumatera utara yang dibangun PLTA Asahan 1, PLTA Wampu, PLTP Sarulla, PLTP Sorik Merapi dengan total kapasitas 900 mw.

Kemudian di wilayah Aceh yang dibangunkan PLTP Jabol dengan kapasitas 10 mw, NTT dibangun PLYP Atabel dan PLTP Sokoria berkasitas 30 mw, serta di Bangka Belitung dibangun PLTBm Bangka dan PLTBm Belitung dengan kapasitas 10 mw.

"Memang sudah dijelaskan ada 13 daerah yang secara perhitungan menarik untuk dikembangkan. Pengadaannya per paket, tidak lagi kecil-kecil. Detailnya, mereka akan pelajari. Tapi beberapa pihak sudah komit," ujar Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, Jarman dalam kesempatan yang sama.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads