Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) untuk menerangi desa-desa di pedalaman Papua adalah, dengan membangun pembangkit-pembangkit yang memanfaatkan bertenaga energi terbarukan lokal.
Misalnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM). PLTS dan PLTM cocok untuk wilayah terpencil, karena sumber energinya sudah tersedia di wilayah itu sendiri, tak perlu didistribusikan dari tempat yang jauh. Jika menggunakan energi fosil seperti BBM, tentu akan sangat mahal biaya distribusi bahan bakarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rida mengungkapkan, tahun ini 2 unit PLTM dengan kapasitas 700 kilowatt (kW) akan dibangun di Kabupaten Puncak, Papua. Sebanyak 1.750 Kepala Keluarga (KK) akan menikmati listrik dari pembangkit ini.
Lalu 4 unit PLTM dengan kapasitas 1.000 kW dibangun di Kabupaten Pegunungan Bintang. Manfaatnya bakal dirasakan 2.500 KK. Kemudian 1 unit PLTS terpusat berkapasitas 20 kW rencananya dibangun untuk menerangi 53 KK di Kabupaten Mimika. Di Kabupaten Supiori akan dibangun 2 unit PLTM berkapasitas 1.500 kW untuk 3.750 KK.
Selain itu, 3 unit PLTS dengan kapasitas masing-masing 30 kW akan dibangun di Kabupaten Fakfak. Sebanyak 269 KK yang nanti menikmati listriknya. Kemudian 1 unit PLTS dengan kapasitas 50 kW dan PLTM 30 kW bakal dipasang di Raja Ampat supaya 216 KK di sana bisa menikmati listrik.
Total 8.538 KK di pedalaman Papua bakal menikmati manfaat dari PLTS dan PLTM yang dibangun Kementerian ESDM ini. Dengan asumsi 1 keluarga berjumlah 4 orang, maka ada hampir 40.000 penduduk yang terlistriki. (mca/wdl)