Berbeda dari biasanya, kabel listrik tak lagi menggantung-gantung di atas menara transmisi, tapi dipendam 3 meter di bawah tanah.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Murtaqi Syamsuddin, mengungkapkan bahwa kabel bawah tanah punya beberapa kelebihan. Pertama, kabel bawah tanah tak perlu pembebasan lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, proyek bisa diselesaikan lebih cepat karena tak perlu repot-repot melakukan pembebasan lahan. "Lebih cepat. Kita tahu sendiri lah, ada masalah lahan dan lain-lain. Bisa lebih cepat," ucapnya.
Ketiga, tidak mengganggu pemandangan, keindahan kota terjaga. "SKTT adalah saluran kabel di bawah tanah, SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) di atas tanah. Kenapa kita di Jakarta sekarang kita banyak menarik dengan kabel di bawah tanah? Simple saja, pihak pemda menginginkan Jakarta sudah diminimalkan kabel-kabel di atas tanah itu supaya keindahan kota terjaga, pelaksanaan pembangunannya juga tidak mengganggu kegiatan publik," paparnya.
Tapi kekurangannya, biaya untuk pembangunan kabel di bawah tanah lebih mahal ketimbang di atas tanah, bisa sampai 3 kali lipatnya. "SKTT lebih mahal, bisa 2-3 kali lipat," tukas Murtaqi.
Pekerjaan Pembangunan SKTT 150 kV Marunda Kalibaru ini dilaksanakan oleh PT Karya Mitra Nugraha di bawah kendali PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat dan pengawasan pekerjaan oleh PLN Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Barat 2.
Total biaya konstruksi yang dibutuhkan sebesar Rp 239 miliar. Pekerjaan SKTT ini memiliki spesiflkasi kabel 150 kV XLPE Cu 1x1200 mm2 (2 sirkit, 3x1 single core cable) dengan jalur rute sepanjang 6,2 kilometer (km) dan joint pit sebanyak 11 JP.
Murtaqi mengungkapkan bahwa kabel listrik yang ditanam PLN di bawah tanah adalah buatan dalam negeri, 'Made in Indonesia'.
"Pekerjaan SKTT 150 kV Marunda Kalibaru ini telah memaksimalkan komponen dan produksi material dari dalam negeri, dimana kabelnya diproduksi oleh PT Kabel Metal Indonesia Wire & Cable Tbk," katanya.
Pekerjaan SKTT 150 kV Marunda-Kalibaru ini diharapkan dapat diselesaikan pada Desember 2017, sehingga akan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka mendukung kegiatan PT Pelindo II (Persero) untuk ekspansi Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Kalibaru. Di samping itu juga dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan PLN kepada seluruh pelanggan.
"Target 12 bulan sejak dibor sekarang. Begitu Marunda-Pelindo B ini beroperasi, GI Pelindo A dan GI Pelindo B siap memasok ke Kalibaru," tutupnya. (mca/ang)