Jika itu digarap semua, bukan hanya akan jadi yang terbesar di Indonesia, tapi juga dunia. Mulai beroperasinya PLTP Sarulla Unit I adalah sesuatu yang sangat disyukuri.
Sebab, cadangan panas bumi di sana sudah ditemukan sejak puluhan tahun lalu. Proyek ini telah dimulai sejak 1993, tetapi akhirnya baru dimulai pada 2014 lalu, dan beroperasi (uji coba) pada akhir 2016. Artinya, proyek panas bumi baru menghasilkan listrik setelah 23 tahun lamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek PLTP Sarulla didera berbagai masalah selama lebih dari 2 dekade. Mulai dari masalah pembebasan lahan, penyiapan jaringan transmisi, bahkan proyek sempat berhenti. "Banyak ceritanya, sudah sempat dibor, waktu krisis kan semua proyek strategis berhenti," ujarnya.
Setelah dilakukan berbagai terobosan, akhirnya pada 2014 proyek bisa kembali berjalan. Hasilnya, sekarang PLTP Sarulla bisa mulai memproduksi listrik.
Rida mengungkapkan, besarnya cadangan panas bumi di WKP Gunung Sibual-buali terlihat dari mudahnya eksplorasi di sana. 4 sumur yang sudah dibor sudah mampu menghasilkan listrik sebesar 110 MW.
"Sekarang untuk menghasilkan 110 MW, mereka cukup mengebor 4 sumur saja. Sumurnya besar-besar, rata-rata 45 MW," ucapnya.
PLTP Sarulla Unit II akan COD pada November 2017, kemudian Unit III menyusul pada Mei 2018. Total kapasitas PLTP Sarulla mencapai 330 MW, terbesar kedua setelah PLTP Gunung Salak 377 MW. Tetapi PLTP Sarulla punya potensi sampai lebih dari 1.000 MW. Jika dikembangkan, bisa menjadi PLTP yang terbesar di Indonesia dan dunia.
"(Kapasitas PLTP) Kedua setelah WK Salak, kan di Salak 377 MW. Tapi kalau mau dikembangkan lagi, potensinya lebih dari 1.000 MW, besar sekali," tutup Rida. (mca/hns)