.webp)
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Iwa Garniwa, memuji inovasi Naufal. Namun, potensi energi dari pohon kedondong terbatas, sulit untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Tapi untuk keperluan-keperluan kecil, misalnya menghidupkan lampu taman, pohon kedondong cocok digunakan.
"Potensi listrik dari pohon kedondong ada batasnya, sama seperti baterai. Potensinya tidak sebesar kebutuhan rumah tangga. Tapi bisa misalnya untuk lampu taman," kata Iwa kepada detikFinance, Kamis (25/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, ada beberapa hal yang perlu disempurnakan agar listrik dari pohon kedondong bisa digunakan secara luas oleh masyarakat. "Penemuan ini sangat baik, ada anak yang berhasil menemukan listrik dari pohon kedondong. Harus diapresiasi walau ada keterbatasan," ujar Iwa.
Menurut dia, setidaknya ada 3 hal terkait listrik pohon kedondong yang perlu penelitian dan penyempurnaan lebih lanjut. Pertama, harus diteliti berapa potensi listrik optimal dari pohon kedondong.
Seperti halnya baterai, listrik dari pohon kedondong tentu ada batasnya. "Perlu diteliti potensi optimalnya. Sama seperti baterai, pasti ada batasnya, itu yang kita belum tahu," ucapnya.
Yang kedua adalah soal kontinyuitas listrik dari pohon kedondong. Pasokan listrik idealnya tentu stabil agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik. "Misalnya berapa lama listriknya bisa hidup, apa bisa stabil selama 24 jam sehari," tukas Iwa.
Ketiga, bagaimana meningkatkan energi listrik yang bisa dihasilkan. Bila potensi maksimum dan kontinuitas berhasil diukur, kemudian ditemukan cara untuk memaksimalkan energi listrik dari pohon kedondong, penggunaannya bisa diperluas.
Bisa dibuat formula yang akurat untuk menghasilkan daya listrik dalam jumlah tertentu. "Ini yang harus dieksplorasi, banyak yang perlu diteliti lagi. Kalau itu semua bisa didapatkan, bisa kita buat formulanya," tutupnya. (mca/jor)
