Statoil dan Shell Diminta Kaji Insentif Proyek Migas Laut Dalam

Statoil dan Shell Diminta Kaji Insentif Proyek Migas Laut Dalam

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 02 Jun 2017 11:06 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Sebagai upaya membuat iklim investasi di sektor hulu migas nasional lebih menarik, pemerintah menyiapkan insentif pengeboran minyak dan gas di laut dengan kedalaman lebih dari 1.500 meter (ultra deep water).

Meski dalam skema gross split sudah ada tambahan bagi hasil (split) sebesar 16% untuk kontraktor yang mengebor di laut dalam, ternyata itu dianggap belum cukup. Maka pemerintah meminta perusahaan-perusahaan yang punya proyek migas laut dalam untuk mengajukan usulan insentif, apabila bagi hasil yang diperoleh belum cukup ekonomis.

"Insentif untuk deep water masih dalam pembahasan. Dulu sudah pernah dibahas sebelum adanya skema gross split. Bentuknya split, investment credit, DMO full price, pengurangan pajak, atau extention kontraknya. Itu opsi-opsinya. Tapi setelah ada gross split kan untuk laut dalam sudah dapat tambahan split sekian, sementara pembahasan itu berhenti. Tapi setelah dievaluasi masih ada kendala, katanya daerah frontier dan laut dalam belum atraktif. Kita lagi mau bahas lagi," kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal, kepada detikFinance, Jumat (2/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua perusahaan migas yang punya proyek di laut dalam, yakni Statoil dan Shell, diminta mengajukan perhitungan data yang valid sebagai bukti bahwa tambahan bagi hasil dari skema gross split belum cukup.

"Kemarin yang sudah mengajukan Statoil. Saya minta juga untuk Shell. Statoil kan mau studi untuk blok di Papua. Kalau Shell di Lapangan Gendalo dan Gehem. Kita lebih confident kalau bicara data," ucap Tunggal.

Dari proposal yang diajukan Statoil dan Shell, pemerintah akan mempelajari, kira-kira insentif apalagi yang bisa diberikan supaya proyek migas di laut dalam jadi menarik. Pemerintah terbuka untuk menerima masukan dari para investor hulu migas.

"Statoil, Shell, kita suruh bikin proposal dulu. Enggak untungnya di mana. Pak Wamen kan bilang, kalau enggak menarik harus ada hitung-hitungannya. Kalau memang enggak menarik, tunjukkan exercise-nya. Pada prinsipnya kita terbuka untuk diskusi," tutupnya. (mca/wdl)

Hide Ads