Melambungnya Harga BBM di Horor Brexit Tak Boleh Terulang

Melambungnya Harga BBM di Horor Brexit Tak Boleh Terulang

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 05 Jun 2017 18:28 WIB
Melambungnya Harga BBM di Horor Brexit Tak Boleh Terulang
Foto: Tri Aljumanto/detikcom
Jakarta - Belajar dari pengalaman pahit tahun lalu dalam tragedi Brebes Exit (Brexit), PT Pertamina (Persero) menyatakan sudah mempersiapkan berbagai langkah, agar kejadian melambungnya harga BBM tidak lagi terulang.

Saat itu, akibat macet total selama beberapa hari di Brexit, membuat banyak kendaraan akhirnya mogok dan terpaksa membeli BBM dengan harga berlipat-lipat dari pengecer.

VP Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Gigih Wahyu, mengatakan pihaknya bakal menambah titik-titik penjualan BBM kemasan, sampai mengoperasikan kendaraan roda dua yang berkeliling menjual BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua kejadian tahun 2016 itu kami pelajari dengan seksama. Memang sulit bagi Pertamina saat itu, stuck (macet) hampir semua stakeholder itu kaget dengan kejadian Brexit," ucap Gigih di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (5/6/2017).

Diungkapkannya, masalah horor di Brexit terjadi bukan karena kekurangan pasokan BBM, melainkan karena tersendatnya masalah distribusi.

"Bukan karena kelangkaan, tapi karena penyumbatan di SPBU. Minyaknya ada, tapi enggak bisa masuk (SPBU). Bukan hanya di Pertamina masalahnya, korban pun dibawa tak bisa pakai ambulan," kata Gigih.

Langkah yang diambil Pertamina, lanjutnya, yakni mempersiapkan cadangan BBM di berbagai lintasan pemudik, menambah pasokan BBM kemasan, dan menyiagakan sepeda motor untuk berjualan minyak dengan berkeliling dari SPBU-SPBU terdekat.

"Pertamina ada skenario dari menyiapkan sepeda motor, dan menyiapkan beberapa titik penjualan untuk mengurai penumpukan di SPBU jalan tol atau jalan konvensional dengan mendatangi konsumen-konsumen. Jual BBM kemasan 1 liter, 2 liter, 5 liter, sampai 10 liter kita sediakan," ungkap Gigih.

Sementara itu Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa, mengungkapkan pihaknya bahkan sampai perlu membuka posko siaga dari 19 Juni-8 Juli di kantornya untuk memantau perkembangan selama mudik, dari mulai distribusi gas, BBM, sampai listrik.

"Kita buat posko untuk memantau setiap hari di kantor ini. Jadi agar koordinasinya bisa dilakukan dengan mudah. Selain itu kita juga melakukan kunjungan langsung untuk mengetahui masalah, sehingga bisa dilakukan tindakan preventif," tandas Fanshurullah.

Menurutnya, BPH Migas juga sudah memetakan titik-titik lintasan yang berpotensi akan bermasalah saat arus mudik nanti.

"Di Brebes di Brexit dan daerah Brebes yang ada 4 flyover yang saat ini belum selesai, tapi informasi baru dari Bina Marga H-10 sudah selesai. Kedua seperti di Weleri (Kendal) itu keluar dari tol masuk ke Ngaliyan, sebelum Idul Fitri saja sudah macet. Maka kita akan koordinasikan kesiapan BBM-nya," tandas Fanshurullah. (idr/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads