Masa konstruksi proyek PLTGU Tambak Lorok Blok 3 779 MW terbagi ke dalam dua tahapan, dalam 6 bulan pertama memastikan pendanaan proyek sampai terjadi kesepakatan alias financial close (FC) seiring persiapan lahan kemudian 28 bulan berikutnya akan dilakukan konstruksi penuh, yaitu pada semester I-2020.
"Nilai investasi Rp 4,8 triliun, selesainya di 2020," kata Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Listrik ke sistem Jawa-Bali langsung ada interkoneksi di grade itu 779 MW," kata Inten.
Pasokan gas PLTGU Tambak Lorok Blok 3 nantinya akan dipasok dari Gundih dan Kepodang. Sumber gas untuk PLTGU Tambak Lorok Blok 3 sama seperti PLTGU Tambak Lorok Blok 1 dan Blok 2.
Khusus untuk PLTGU Tambak Lorok Blok 3 akan membutuhkan pasokan gas 90 billion british thermal unit per day (BBTUD). Sehingga kebutuhan gas untuk ketiga blok di PLTGU Tambak Lorok nantinya mencapai 140 BBTUD.
"Volume kebutuhan kira-kira 50 BBTUD eksisting, sekarang ini ada tambahan 90 BBTUD jadi 140 BBTUD," ujar Inten.
PLTGU Tambak Lorok Blok 779 MW menggunakan twknologi yang lebih canggih dibandingkan pendahulunya. PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menggunakan tipe gas turbin 9H yang lebih efisien dalam memproduksi listrik menggunakan gas.
"Ini teknologi H efisiensi 62%. Efisiensi mesin ubah bahan bakar jadi listrik. Sekarang yang eksisting (Blok 1 dan 2) sekitar 40%," tutur Inten.
Direktur Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Nasri Sebayang, menyambut baik dimulainya pembangunan PLTGU Tambak Lorok Blok 3, 779 MW. Dengan adanya PLTGU ini dapat mendukung program 35.000 MW yang tengah digalakkan pemerintah.
"Proyek ini salah satu proyek penting di sistem listrik Jawa-Bali dan 35.000 MW dengan menambah 779 MW," tutur Nasri. (hns/hns)