Berdasarkan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) tahun 2017 yang ditetapkan PLN untuk Area Distribusi Jakarta Raya, tegangan seharusnya paling rendah 198 V.
Tapi dari Electricity Supply Monitoring Initiative (ESMI) yang dilakukan Insititute for Essential Services Reform (IESR), tegangan listrik beberapa lokasi di Jakarta terekam di bawah 180 V.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa dari trafo yang memang bebannya sudah terlalu berat," kata Benny dalam diskusi di Tjikini Lima, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Kekurangan trafo ini banyak terjadi di Jakarta, terutama di wilayah padat penduduk. PLN kesulitan menambah trafo karena ketiadaan lahan.
"Jakarta masih banyak yang tegangannya kurang baik karena PLN kesulitan memasang trafo distribusi, terutama di daerah padat penduduk, di gang-gang sempit, di sana kita sulit memasang tiang untuk trafo distribusi," tukas dia.
Untuk mengatasi masalah lahan ini, PLN telah bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. PLN bisa menggunakan lahan publik untuk infrastruktur ketenagalistrikan.
"Kami sudah kerja sama dengan Pemprov DKI untuk mengizinkan kami menggunakan lahan publik untuk memasang trafo distribusi. Kalau kebetulan di lokasi padat penduduk itu ada Kantor Kelurahan dia minta listrik cukup besar, kami sekaligus minta pasang trafo," papar Benny.
Tegangan yang terlalu rendah juga bisa disebabkan oleh sambungan-sambungan listrik yang kendor. Selain itu, bisa juga akibat adanya arus listrik yang terlalu besar sehingga tegangan turun.
"Bisa juga ada sambungan-sambungan yang sudah enggak bagus, mulai kendor. Bisa saja tetangga depannya bagus, kok rumahnya tegangannya enggak bagus? Bisa jadi yang bermasalah sambungannya, kendor. Kemudian arus yang lewat terlalu besar sehingga tegangan drop," tukas dia.
Jika tegangan naik turun, kata Benny, pelanggan lapor saja ke layanan pengaduan di nomor 123. Sebab, PLN tidak setiap saat mengecek tegangan. Dengan adanya informasi dari pelanggan, PLN bisa segera melakukan perbaikan.
"PLN sekarang ini sangat berharap, dari masyarakat mau melapor. Kenapa? Sistem kami ini tidak ada yang bisa mengetahui kondisi langsung di lapangan. Kami mengukur sebulan sekali, kita ukur saat beban puncak. Informasikan ke 123, kami pasti perbaiki," tutupnya. (mca/dna)