Pada waktu yang nyaris bersamaan, Tesla juga memulai pengembangan mobil listrik. Tapi ketika Tesla sudah bisa memproduksi massal mobil listrik, BPPT sampai sekarang masih di tahap prototype.
"Kita sudah bikin, waktunya barengan sama Tesla sekitar 2003. Tapi tidak berhasil dikomersialkan," kata Peneliti Senior BPPT, Ganesha Tri Chandrasa, saat dihubungi detikFinance, Jumat (28/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prototype-prototype seperti city car sudah pernah dibuat. Teknologinya bisa kita buat sendiri, para peneliti sudah paham. Itu pembelajaran buat kita," ujar Ganesha.
Ia menjelaskan, prototype mobil listrik BPPT akhirnya tidak sampai masuk tahap produksi massal karena perlu berbagai pengujian untuk dapat diproduksi massal. Selain itu, tidak ada swasta yang mau memproduksinya secara massal.
"Untuk diproduksi massal harus lewat banyak tahap, ada pengujian. Lalu setelah jadi kan harus ada industri yang siap memproduksi massal, ada tahap untuk sampai ke industri," paparnya.
Pengembangan mobil listrik selama ini pun kurang terkoordinasi, terkesan jalan sendiri-sendiri. "Dulu embrionya sudah ada, instansi-instansi sudah menyiapkan anggaran, tapi belum terarah, jalan sendiri-sendiri," ucapnya.
Pihaknya meminta dukungan dari kementerian dan lembaga terkait, pengembangan mobil listrik harus terkoordinasi dengan baik supaya kali ini berhasil. Mungkin dalam 2-3 tahun mobil listrik sudah bisa dikembangkan di dalam negeri jika pemerintah kompak dan serius.
"Kalau tim solid, berkoordinasi dengan baik, pasti bisa berhasil, 2-3 tahun lagi mungkin sudah siap," tegasnya.
Dengan adanya instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini, BPPT optimistis pengembangan mobil listrik sekarang bisa sukses. Ganesha tak ingin yang dihasilkan nanti hanya prototype lagi, harus bisa digunakan secara luas oleh masyarakat.
"Karena ketegasan instruksi dari Pak Presiden, BPPT harus bekerja lagi dan menghasilkan dalam bentuk nyata. Kita tidak ingin membuat seperti prakarya," tutupnya. (mca/wdl)