Karena itu, PLN belum berpikir untuk impor gas. BUMN kelistrikan itu sekaligus membantah adanya kesepakatan impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dengan Singapura.
"Kebutuhan gas kita sudah terpenuhi dari dalam negeri, ngapain kita impor?" kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN, Amir Rosidin, dalam diskusi di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (11/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali pemerintah dan SKK Migas menyatakan tidak bisa memenuhi, baru kita berpikir lain," ujar Amir.
Rata-rata harga gas pipa yang diperoleh PLN saat ini sekitar US$ 7/MMBTU ketika sampai di pembangkit listrik. Sedangkan untuk LNG, pemerintah telah menetapkan tak boleh lebih dari 14,5% Indonesian Crude Price (ICP). Ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017.
Dengan harga minyak mentah sekarang di kisaran US$ 50/barel, maka harga LNG tak boleh lebih dari US$ 7,25/MMBTU sampai di PLN. "Rata-rata harga gas yang kita dapat dari pipa sekitar US$ 7/MMBTU. Untuk LNG dibatasi pemerintah 14,5% ICP, kita ikuti itu," Amir menuturkan.
Konsumsi gas PLN saat ini mencapai 1.100 billion british thermal unit per day (BBTUD). Dari total kapasitas pembangkit listrik sebesar 55.000 MW, 25% berasal dari pembangkit gas.
"Sekarang 25% listrik PLN dari pembangkit gas, 53% dari batu bara, sisanya air, panas bumi, dan sebagainya. Total kebutuhan gas 1.100 BBUTD," tutupnya. (mca/mca)