Direktur Utama: Keuangan PLN Sehat

Direktur Utama: Keuangan PLN Sehat

Wahyu Daniel - detikFinance
Rabu, 27 Sep 2017 18:50 WIB
Foto: Wahyu Daniel
Jakarta - Menyebar surat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait kekhawatiran soal kondisi keuangan PT PLN (Persero), dijawab oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir. Menurut Sofyan, kinerja keuangan PLN sehat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kita saat ini punya cashflow Rp 63 T, belum lagi standby loan di bank (siaga) Rp 38 triliun. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi keuangan kami sehat, " ujar Sofyan kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Rabu (27/9/2017).


Hadir dalam keterangan pers tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sofyan mengatakan, mungkin Menkeu hanya mengingatkan saja ke PLN agar posisi keuangan tetap dijaga. Sofyan mengatakan posisi keuangan kuat dan debt coverage ratio terjaga.

Soal kondisi keuangan, Sofyan menekankan saat ini jumlah utang PLN Rp 296 triliun. Dalam 3 tahun terakhir utang PLN hanya bertambah Rp 58 triliun. Sementara omzet PLN sekitar Rp 300 triliun dan aset Rp 1.300 triliun.

"Ekuitas kita Rp 890 triliun. Sekarang kita bisa melakukan pinjaman Rp 2.000 triliun kalau mau. Saya kaget kok panik gara-gara surat itu. Jadi tidak ada apa-apa sama sekali. Posisi cash kita kuat. kita tidak pernah gagal bayar," ungkap Sofyan.

"Sementara investasi dalam 3 tahun 150 triliun, jadi sebagain besar kita bayar sendiri, itu lah sehatnya PLN," terangnya.

Laba PLN ditargetkan mencapai Rp 6-7 triliun tahun ini, dengan sudah menghitung potensial lost karena tidak ada kenaikan tarif listrik, yakni sekitar sekitar Rp 8 triliun. "Kita cukup capek lah bekerja mempertahankan tarif tak naik selama 2 tahun ini demi kemasalahatan masyarakat," imbuhnya.

Dia menambahkan, dari utang tersebut sebesar Rp 100 triliun dari bank lokal, sisanya asing. Sementara dari Asian Development Bank (ADB) dan Bank Dunia (World Bank/WB) itu utangnya hanya sekitar US$ 1,1 miliar.

"Yang memang rigit untuk menetapkan debt coverage ratio itu ADB dan WB, kedua lembaga ini haruskan debitur satu setengah kali dari jumlah kewajiban dia. Jadi misalkan jumlah 1 dia kira-kira punya uang 1,5 kali. PLN enggak ada masalah dalam hal ini," terangnya.


Terkait dengan proyek pembangunan 35.000 MW, sebanyak 25.000 MW dikerjakan sama swasta dan sisanya oleh PLN. Sofyan memastikan porsi PLN juga kerja sama.

Pada kesempatan yang sama Jonan menambahkan, kinerja keuangan PLN tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi dengan sosok Sofyan Basir yang sebelumnya adalah bankir.

"Dirut PLN orang bank, jadi menurut saya PLN di bawah dia sudah oke," kata Jonan. (mkj/ang)

Hide Ads