"Penghematannya berapa, kalau dari kon yang sudah berajalan di 2016 itu seperti di provinsi lain itu kira-kira satu hari bisa Rp 40 ribu, jadi Rp 30 ribu-Rp 50 ribu, tapi rata-rata Rp 40 ribu, lumayan, jadi setiap melaut menghemat antara Rp 30 ribu-Rp 50 ribu," kata Jonan saat acara pembagian konverter kit nelayan di Makassar, Jakarta, Jumat (29/9/2017).
"Biasanya kalau melaut semalam itu 2 tabung elpiji 3 kg itu setara 7 liter, kalau 2 tabung itu sama 14 liter, itu kan sama sama dikendalikan, mungkin sehari Rp 30 ribu-Rp 50 ribu," ungkap dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jonan, jika dalam satu bulan nelayan berlaut selama 20 hari, maka para nelayan mampu menghemat sekitar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulannya.
"Jadi kalau kita tanya penghematannya berapa, kalau BBM cost itu Rp 2 jutaan, mungkin kalau ini jadi Rp 1 juta -Rp 1,4 juta, hematnya banyak," tegas Jonan.
Jonan mengungkapkan, tujuan pemerintah membagikan alat konverter kit guna meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
"Ini tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan, dan juga kalau misalnya gunakan tabung lpg lebih aman, kedua melautnya bisa lebih jauh, karena mesinnya lebih bagus kinerjanya performanya lebih bagus," tukasnya.
Saat ini, Kementerian ESDM membagikan 2.375 konverter kit kepada nelayan-nelayan di Provinsi Sulawesi Selatan. Konverter kita ini dibagi-bagikan kepada nelayan yang berlokasi di daerah Kota Makassar sebanyak 1.375 unit, Kabupaten Maros sebanyak 425 unit, Kabupaten Jeneponto 371 unit, dan Kabupaten Soppeng sebanyak 204 unit. (hns/hns)