Dirut Inalum: Saya Diminta Urus Holding Pertambangan

Dirut Inalum: Saya Diminta Urus Holding Pertambangan

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Jumat, 13 Okt 2017 15:53 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
Jakarta - Budi Gunadi Sadikin resmi ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pada 14 September 2017 lalu. Di Inalum, Budi Gunadi ditugaskan untuk merealisasikan holding BUMN Tambang.

Budi mengatakan, Kementerian BUMN berencana membentuk enam holding BUMN, yakni energi, pertambangan, perbankan, perumahan, pangan, dan konstruksi. Tahun ini, diharapkan holding pertambangan dan energi bisa terealisasi.

"Memang yang diharapkan beliau (Menteri BUMN Rini Soemarno) yang jadi duluan adalah energi dan pertambangan. Saya diminta mengurus holding pertambangan," kata Budi Gunadi di kantornya, Jakarta, Jumat (13/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Budi menjelaskan proses pembentukan holding pertambangan terus berjalan. Saat ini, kata Budi, prosesnya sedang memasuki penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) khusus tambang untuk pemindahan kepemilikan.

"Tadinya kan Aneka Tambang (Antam), Timah, Bukit Asam dimiliki langsung oleh negara. Nanti itu dipindahkan ke Inalum. Itu butuh PP, PP nya itu sekarang sedang di RUPS mudah-mudahan sebulan ini bisa keluar. Kalau sebulan ini keluar mesti ada proses formal karena tiga dari anggota holding ini adalah perusahaan Tbk," jelas Budi.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, proses penyelesaian PP itu membutuhkan waktu 45 hari dari pemberitahuan sebelum RUPS sampai RUPS Luar Biasa. Di dalam RUPS Luar Biasa itu secara formal dipindahkan kepemilikannya dari negara ke Inalum.


"Kita menargetkan tahun ini selesai. Kita harapkan tahun ini selesai Desember sekitar 45 hari mundur November pertengahan minggu ke tiga sudah diumumkan di publik. Kalau minggu ke tiga diumumkan ke publik, PP-nya kita harapkan keluar Oktober," terang Budi.

Setelah terbentuk holding tambang itu, Budi berencana untuk menjadikan Indonesia sebagai hub pertambangan. Menurutnya, saat ini RI memiliki banyak sekali cadangan sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.

"Cadangan mineral dunia banyak dikuasai oleh kita. Sayangnya kita hanya gali lempar tidak maksimalkan value creationnya. Padahal ini kan tidak energi terbarukan. Jadi harusnya ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Mungkin oleh negara yang dalam hal ini adalah holding BUMN pertambangan," jelasnya.


Untuk merealisasikan hal itu, kata Budi, maka holding pertambangan perlu menguasai cadangan sumber daya mineral. Nantinya, holding tambang akan mulai mengakuisisi tambang-tambang yang hendak dijual.

"Kalau (holdig tambang) jadi kita menguasai cadangan itu strateginya. Kita melakukan akusisi yang ada sekarang, baik yang mau dijual atau jatuh tempo. Pertamina kan ada satu blok Mahakam itu kan jatuh tempo kan. Sudah ada amanat di UU juga kalau jatuh tempo di kembalikan. Atau kita lakukan ekpolrasi baru masih banyak loh cadangan-cadangan sumber daya itu," tuturnya. (hns/hns)

Hide Ads